“Anda orang baru..” katanya.
Seolah mengingatkan PSI bahwa gaya mereka merusak budaya diam dan kongkalikong selama ini antara eksekutif dan legislatif.
PSI menjadi musuh bersama karena tidak bisa diajak bersenang2 seperti mereka dulu kala.
Dan saya yakin, tekanan di dalam yang tidak diungkap ke publik pada PSI Jakarta pasti lebih keras.
“Masih bayi sudah sok semua..” begitu pasti ejekan mereka.
Jangan menyerah, adek2ku di PSI. Lawan mereka.
Biar mereka belajar bahwa generasi baru dalam politik sudah muncul dan akan menyapu mereka.
Bersuaralah keras, jangan hanya diam.
Yang kalian lawan itu bukan lagi serigala, tetapi sampai predator di jaman purbakala.
Jadikan Jakarta dan kota lain sebagai etalase kalian, bahwa di 2024 nanti kalian layak duduk di Senayan.
Semua tekanan itu akan menguji kalian, apakah memang kalian bermental pejuang atau pecundang ?
“Mental itu terbuat dari baja, maka selayaknya kalian tempa..” begitu kata saya mengakhiri pidato di panggung.
Dan tempaan pertama sudah datang dengan kerasnya. Awalnya memang sakit.
Tapi yakinlah, sesudah kalian terbiasa, kalian akan berdansa dengan cantiknya..
Salam seruput kopi dari kami yang menunggu gebrakan selanjutnya..
Denny Siregar (tim)