Sudah Setahun Korban Kabel Bali Towerindo Merana, Belum Ada Perhatian

Setahun Pasca Kecelakaan Kabel Fiber Optic Yang Menjerat Mahasiswa Unibraw Sultan Rifat Alfatih, Belum Ada Perhatian dari Bali Tower Selaku Pemilik Kabel

Korban Jeratan Kabel Bali Towerindo Sultan Rifat Alfatih

Jakarta, EDITOR.ID,- Menandai setahun perjuangan Sultan Rifat Alfatih mengalami cacat permanen akibat menjadi korban terjerat kabel Fiber Optik (FO) milik PT. Bali Towerindo Sentra, Tbk, masih merana.
Sultan harus menghadapi keterbatasan karena cacat permanen dalam mengarungi kehidupannya sehari-hari.

Sultan memang telah menjalani serangkaian pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit Fatmawati, RSCM, dan RS Polri Kramajati selama hampir satu tahun penuh, namun ia mengalami cacat permanen tidak bisa bernafas melalui hidungnya. Dokter terpaksa membuat “hidung alternatif” di lehernya.

Sultan keluar dari perawatan RS Polri Kramajati sejak 12 Desember 2023 setelah dinyatakan sehat oleh tim dokter.

Sultan kini bisa beraktifitas secara normal, meski harus bernafas lewat lubang buatan di lehernya. Dia juga kehilangan kemampuan berbicara normal karena pita suaranya telah diangkat serta tidak memiliki fungsi penciuman lagi.

Setelah melewati proses pengobatan panjang dan sangat melelahkan di beberapa rumah sakit, Sultan akhirnya harus merelakan pita suara, jakun, dan saluran napas di rongga mulutnya diangkat tim dokter RS Polri Kramajati.

“Anak saya mengalami kerusakan parah pada tulang tenggorokannya akibat jeratan kabel FO di leher, yang menyebabkan terputusnya saluran makan dan napas, serta kerusakan pada pita suara,” ungkap Fatih, ayah Sultan.

Sejauh ini, lanjut Fatih, PT. Bali Towerindo Sentra, Tbk (Bali Tower) selaku pemilik kabel tidak memberikan bantuan atau dukungan apapun kepada Sultan.

“Kondisi yang dialami Sultan betul-betul menjadi peringatan tentang pentingnya keselamatan infrastruktur untuk mencegah insiden serupa terjadi pada orang lain di masa mendatang,” katanya.

Selama tahun 2023, Sultan hanya bisa mengonsumsi makanan cair melalui selang yang terpasang di hidung. Hal ini terpaksa dilakukan karena jika makan melalui mulut, makanan bisa masuk ke paru-paru dan berisiko serius bagi kesehatannya.

“Pada Juli 2023 lalu, dia mengalami sesak napas yang parah dan membutuhkan perawatan darurat di RSCM. Setelah serangkaian pemeriksaan, ternyata paru-parunya terisi cairan. Kondisi itu memaksa Sultan menjalani operasi untuk menguras cairan di paru-paru,” cetus Fatih.

Pihak keluarga bersyukur, pada awal Agustus 2023 Sultan mendapatkan atensi khusus dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk dirawat di RS Polri Kramajati. Lebih dari 40 dokter spesialis dari RSCM, UI, RSUP Fatmawati, dan RS Polri Kramajati ditugaskan langsung oleh Kapolri untuk merawat dan mengobati Sultan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: