Kematian
Menurut CDC, tingkat kematian yang dibuka di tab atau jendela baru adalah 23% hingga 90%.
Perlakuan Tidak ada vaksin atau perawatan antivirus yang disetujui untuk mengobati penyakit virus Marburg.
Terapi suportifopens in a new tab or window harus digunakan di rumah sakit, termasuk menyeimbangkan cairan dan elektrolit pasien, mempertahankan status oksigen dan tekanan darah, mengganti darah yang hilang dan faktor pembekuan, serta pengobatan untuk infeksi yang menyulitkan.
Berbagai perawatan potensial, termasuk produk darah, terapi kekebalan, dan terapi obat, serta kandidat vaksin dengan data fase I sedang dievaluasi oleh konsorsium vaksin virus Marburg.
Bagaimana cara mencegah penularan virus Marburg?
Oleh karena virus Marburg akan masuk lewat luka terbuka atau membran mukosa seperti mata, hidung dan mulut yang tidak terlindungi.
Maka dengan demikian, menghindari cara penularan seperti ini, perlu diketahui orang yang berisiko tertular antara lain, keluarga maupun petugas medis yang merawat pasien.
Di samping itu, orang yang memiliki riwayat perjalanan ke negara endemis termasuk Afrika, lalu ada riwayat kontak dengan kelelawar buah (Rousettus aegyptiacus) atau masuk ke wilayah tempat tinggal kelelawar.
Setelah terpapar virus, orang tidak langsung sakit atau mengalami gejala. Perlu waktu sekitar 2-21 hari atau bervariasi pada tiap orang baru muncul gejtiap
Peringatan dari WHO
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut gejala awal penyakit virus Marburg antara lain, demam tinggi, sakit kepala hebat, rasa tidak enak badan, nyeri otot, diare parah, sakit perut dan kram, mual serta muntah.
Perhatikan antara hari ke-5 dan 7, biasanya pasien bisa mengalami pecah pembuluh darah (hemoragik).
Jika sakitnya bertambah parah, maka akan muncul pendarahan di hidung, gusi, vagina, muntahan maupun di feses.
Pencegahan virus Marburg versi Kemenkes RI
Dampak fatal atau kematian bisa terjadi di hari ke-8 dan 9 setelah didahului syok dan kehilangan darah parah.
Meski dampaknya fatal, penyakit virus Marburg bisa dicegah. Kemenkes memberikan langkah pencegahan sebagai berikut.
1. Mengurangi kontak dengan kelelawar buah pembawa virus.
2. Konsumsi daging yang sudah dimasak sampai matang.
3. Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi.
4. Petugas kesehatan wajib menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
5. Rutin mencuci tangan.
6. Menunda perjalanan ke wilayah endemis. ***