Sadis! Wanita Dibakar Hidup-Hidup Cuma Lantaran Dituduh Menculik Anak, Padahal Tidak!

Polisi menjerat tersangka dengan Pasal 187 ayat (3) dan atau Pasal 338 dan atau Pasal 170 ayat (3) dan atau Pasal 160 KUHPidana juncto Pasal 55 KUHPidana juncto Pasal 56 KUHPidana.

Kepala-Bidang-Hubungan-Masyarakat-Polda-Papua-Barat-Kombes-Pol.-Adam-Erwindi.-ANTARA.jpg

Manokwari, Papua, EDITOR.ID, Sadis sekali sejumlah warga ini. Hanya karena dituduh sebagai pelaku penculikan anak, seorang wanita berinisial WG tewas seusai dibakar hidup-hidup. Peristiwa memilukan ini terjadi di Kota Sorong, Papua Barat.

Sehari pascakejadian, polisi menangkap dua pelaku dan provokator yang terlibat dalam pembakaran, yakni berinisial AT dan FT.

“FT lebih dulu ditangkap di rumahnya pada Selasa sekitar pukul 18.40 WIT,” kata Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Adam Erwindi di Manokwari, Kamis.

Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengakui perbuatannya yang mengakibatkan korban dibakar hingga meninggal dunia.

Keesokan harinya atau Rabu, tim Polresta Sorong kembali menangkap tersangka AT sekitar pukul 18.00 WIT.

“Tersangka AT berperan membeli satu botol bensin dan menyerahkan ke tersangka FT,” jelas Adam Erwindi.

Ia menuturkan polisi terus melakukan pengembangan atas kasus pembakaran korban WG dan kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah.

Polisi menjerat tersangka dengan Pasal 187 ayat (3) dan atau Pasal 338 dan atau Pasal 170 ayat (3) dan atau Pasal 160 KUHPidana juncto Pasal 55 KUHPidana juncto Pasal 56 KUHPidana.

“Tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru dari hasil pengembangan yang dilakukan,” terang Kabid Humas.

Ia menuturkan, pembakaran korban WG yang terjadi pada Selasa pagi di Kompleks Kokoda Kilometer 8 Kelurahan Klasabi Distrik Sorong Manoi, Kota Sorong dipicu adanya informasi hoaks penculikan anak.

Massa yang menduga WG adalah bagian dari pelaku penculikan anak langsung bertindak main hakim sendiri dan membakar korban.

“Salah seorang massa menyiramkan bensin dan membakar korban” ucap Adam.

Terpisah, aktivis perempuan Papua Barat Yuliana Numberi berharap penanganan kasus pembakaran korban WG tetap mempertimbangkan berbagai aspek.

Kasus tersebut harus menjadi atensi bagi penegak hukum, pemerintah daerah dan awak media sehingga lebih meningkatkan peran melawan informasi hoaks yang bertebaran di media sosial.

“Harus jadi catatan semua pihak bahwa hoaks itu yang menjadi penyebab awal,” ujar Yuliana.

Dia menyarankan agar pemerintah daerah dan pihak penegak hukum cekatan merespon seluruh informasi yang bertebaran di ruang maya.

Pemerintah daerah melalui instansi terkait harus memiliki call center sebagai sarana bagi masyarakat untuk mengecek sebuah informasi.

“Edukasi dan sosialisasi itu penting supaya masyarakat tahu bahwa mana hoaks dan mana bukan,” kata dia. (antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: