Jakarta, EDITOR.ID,- Menjadi pedagang adalah sebuah profesi mulia. Karena kita sebagai pemilik usaha perdagangan selalu berbagi dan bersedekah dengan pegawai atau mitra kerja kita. Bahkan Nabi Muhammad panutan kita dalam mengarungi hidup beliau berprofesi sebagai pedagang.
Nah bagaimana kiat Rasulullah SAW bisa sukses berdagang dan sangat dicintai mitra dagangnya?
Oleh karena itu cara berdagang Rasulullah SAW menjadi salah satu hal yang patut untuk kita ikuti. Tak hanya menjadikan panutan saja, akan tetapi adab berdagang Rasulullah SAW juga harus menjadikan inspirasi dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Nyatanya, ada berbagai cara yang Baginda Rasul gunakan untuk berdagang, supaya mendapatkan keuntungan dan berkah. Mata pencaharian merupakan salah satu bentuk ikhtiar untuk bisa bertahan hidup.
Seperti yang sudah Allah SWT firmankan kepada kita. Seluruh yang ada di langit dan bumi, hendaknya kita jadikan untuk tetap bertahan hidup serta mensyukuri atas nikmat yang sudah Allah berikan kepada kita.
Berdagang merupakan salah satu profesi yang populer. Disamping itu juga, terkadang sebagian dari kita menggunakan cara tersendiri guna mendapatkan keuntungan. Namun mereka juga tidak mempertimbangkan, cara mana yang sesuai dengan syariat Islam. Hanya keuntungan saja yang sudah mendominasi isi kepala mereka.
Sebagian pengusaha kecil dan menengah berjuang mati-matian untuk mempertahankan dagangannya tersebut. Nah, untuk Anda yang belum mengetahui bagaimana cara berdagang Rasulullah SAW, simak penjelasan berikut ini.
Untuk cara berdagang Rasulullah SAW yang pertama adalah Baginda Rasul selalu bersikap jujur. Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya sifat rasul itu ada 4.
Dalam Berdagang Kita Harus Jujur
Salah satunya adalah Siddiq yang memiliki arti jujur. Dalam berdagang, Nabi Muhammad SAW selalu jujur dalam perkataan maupun perbuatannya. Dalam berdagang, Rasulullah mengedepankan sikap jujur, ikhlas, dan profesional. Maksudnya, tidak pernah membohongi pelanggannya dan ikhlas menjalankan usahanya.
Misalnya saja, jualan 1 kg gula, maka benar-benar akan menimbang dan menakarnya sebanyak 1 kg. Tidak kurang dan juga tidak lebih.
Bukan hanya itu saja, akan tetapi kejujuran dari Uswatun Hasanah kita ini, bisa kita lihat ketika Rasul mengatakan kualitas benda. Apabila barang tersebut mempunyai kualitas bagus, maka Rasul akan mengatakan bagus.
Akan tetapi sebaliknya, apabila kualitas benda tersebut memang tidak bagus, maka juga akan mengatakan tidak bagus. Oleh sebab itu juga, Nabi Muhammad SAW dijuluki sebagai Al Amin.