Ia juga aktif membina anak-anak muda di kalangan akar rumput untuk memanfaatkan ponsel untuk kegiatan fotografi yang kreatif dan produktif.
“Saya membangun komunitas di berbagai pelosok di Jakarta. Saya ajak mereka dengan kegiatan yang bisa dimonetisasi melalui kegiatan fotografi dengan hanya menggunakan ponsel,’’ cerita Anto.
Menurut Duta Besar Prayono, penyelenggaraan Halabihalal ini juga merupakan momentum untuk menyatukan marwah persatuan di antara alumni FISIP-UI Angkatan 78.
Para alumni ada yang berbeda profesi, menyebar di berbagai tempat, dan tentunya ketika Pemilu Presiden dan Legislatif yang berlangsung pada Februari 2024 lalu juga berbeda pilihan.
“Tetapi pertemanan di atas segala-galanya,” ujar diplomat senior yang kini menekuni diplomasi kopi dalam memperkenalkan soft power Indonesia di kancah global.
Selain Duta Besar Prayono, juga tampak hadir diplomat kawakan lainnya – sebut saja seperti Ade Petranto – terakhir menjabat sebagai DCM di KBRI Manila – yang kini banyak menghabiskan waktunya bermain golf dan tenis yang sudah ditekuni sejak masih duduk di bangku sekolah di SMAN 3 Jakarta.
“Setelah pensiun, kini saya punya banyak waktu,’’ katanya sambal tersenyum.
Di barisan diplomat juga ada Hanggiro “Hengki” Setiabudi yang hobinya membaca dan banyak berkelana di pelosok nusantara. Maklum saja, diplomat yang pernah ditempatkan di lima negara (di antaranya Maroko, Italia, dan AS) boleh jadi kini beralih untuk mengeksplorasi keindahan alam dan keragaman budaya di Indonesia.
“Separuh dunia sudah saya kunjungi. Kini saatnya saya membuka mata untuk melihat keindahan nusantara. Masyarakatnya yang multikultural dan juga kekayaan Indonesia di bidang keanekaragaman hayati,’’ ujarnya.
Terlihat juga pensiunan Kementerian Luar Negeri Sukaryono Pahlawanto yang akrab dipanggil Nanang, dan kini aktif di berbagai kegiatan sosial.
Acara ini diramaikan oleh alunan musik “Erika dan Pur” yang khusus didatangkan oleh Refsal Nursal, tokoh pengusaha papan atas yang banyak membantu UMKM di Kawasan DKI Jakarta.
Tampak terlihat Rio Sarwono yang juga dikenal sebagai pereli nasional, pengusaha kuliner, dan menjabat sebagai komisaris di berbagai BUMN.
Juga ada Efan Wahyu Broto, pengusaha properti. Aktivis sosial Widyastio yang mengelola sekolah khusus untuk anak-anak marjinal.