Persahabatan yang Tak Lekang oleh Waktu, Perbedaan Profesi, dan Pilihan Politik

Lirik lagu “Kemesraan” sepertinya tak pernah basi dan tak pernah lekang. Seperti halnya persahabatan di kalangan Alumni FISIP-UI Angkatan ’78.

Reuni Alumni UI 78 di Pondok Indah. Keluarga Besar FISIP Universitas Indonesia Angkatan 1978 Makin Harmonis dan Makin Mesra

Oleh: Asri Hadi
Penulis Alumni FISIP-UI Angkatan ’78

Jakarta, 4 Mei 2024. Halalbihalal dan sekaligus Reuni FISIP-UI Angkatan ‘78 berlangsung meriah sepanjang Sabtu pagi hingga sore pada 4 Mei 2024. “Meledak! Pesertanya sekitar 70 orang. Banyak donatur dan sponsor yang mendukung acara ini,’’ ujar Duta Besar Prayono Atiyanto, Ketua Panitia.

Acara berlangsung di tempat kediaman keluarga besar dari Sri Milatini yang berada di Kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Tini, demikian panggilan akrabnya, merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan Letjen (Purn) Soegih Arto dan Imas Djamilah. Ayahanda Tini adalah sosok mantan Jaksa Agung yang menjabat pada 1966 hingga 1973 lalu dan dikenal memiliki integritas tinggi.

Asri Hadi Bersama Sahabatnya Sesama Alumni UI

“Atas nama teman-teman FISIP-UI Angkatan ‘78, kami berterima kasih kepada Tini. Selain tempat, ia juga menyediakan konsumsi dan menyiapkan door prize,” kata Duta Besar Prayono.

Panitia Halabihalal dan Reuni yang dikomandani oleh Duta Besar Prayono terdiri dari Sosiolog Irma Dharmaniati. Beliau adalah pemilik Deka Research, perusahaan yang kiprahnya di mancanegara dan pernah membawa klien hingga ke forum PBB di New York, AS.

Keluarga Besar FISIP Universitas Indonesia 1978

Selain Irma juga ada Sosiolog lainnya yaitu Otho Hernowo Hadi, selain pernah mengenyam pendidikan di Inggris, ia juga pernah menimba ilmu di Harvard University, AS. Kini, Otho masih tercatat sebagai Tenaga Ahli di lembaga Bappenas dan sesekali mengajar di almamaternya di Universitas Indonesia.

Anggota panitia lainnya adalah Maine Betty seorang perempuan pakar asuransi berdarah Minang.

Kemudian Emma Sartika sosok wanita pelukis aliran naturalis asli mojang Sukabumi yang tak pernah berhenti pameran dari satu galeri ke galeri lain di berbagai kota.

Dan juga tak ketinggalan Ade Indira yang berdarah Banyumas dan Sunda, jauh-jauh datang dari kediamannya di Bali hanya untuk menghadiri dan memandu acara dengan misi menghidupkan suasana menjadi heboh.

“Karena merekalah acara ini bisa terselenggara. Terima kasih,’’ ujar Eka Yulianti, pensiunan Eselon 1 di sebuah kementerian. Hingga saat ini, Eka – lulusan Lemhanas – masih aktif dalam kegiatan yang berbasis kesetaraan gender.

Tak ketinggalan kehadiran dari Anto Balitaranto, fotografer yang mengabadikan dan mendokumentasikan kegiatan ini. Anto masih aktif terlibat dalam berbagai proyek nasional dan internasional di bidang fotografi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: