Dengan demikian, kata Reza, mendiang Brigadir J justru terabadikan dalam stigma belaka, bahwa dia adalah orang yang sudah diduga kuat oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan sebagai pelaku kekerasan seksual.
Putri pun menurutnya begitu. Betapa pun istri Ferdy Sambo tersebut mengklaim sebagai korban kekerasan seksual, dan Komnas mengamininya, tetap tidak mungkin dia menerima hak-haknya selaku korban.
Sebab, kata Reza, UU mengharuskan adanya vonis bersalah terhadap pelaku agar Putri nantinya bisa mendapat restitusi dan kompensasi.
“Masalahnya, bagaimana mungkin ada vonis kalau persidangannya saja tidak akan ada,” ucap sarjana psikologi UGM Yogyakarta itu.
Sebelumnya, Komnas HAM menyerahkan laporan hasil investigasi kasus penembakan Brigadir J kepada tim khusus Polri.
Laporan ini diterima oleh ketua tim khusus Mabes Polri Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryoto. Laporan tersebut diberi judul “Laporan Pemantauan dan Penyelidikan Peristiwa Kematian Brigadir J di Rumah Dinas Eks Kadiv Propam Polri”. Dalam laporan ini Komnas HAM menyebut adanya peristiwa pelecehan seksual di Magelang, Jawa Tengah. (tim)