Menutup acara webinar, Agnes Purbasari menginformasikan serangkaian rencana kegiatan Institut Sarinah terkait webinar yaitu bedah buku, kursus Pancasila dan Feminisme, pelatihan analisa sosial dan fgd tematik terkait pemikiran ideologi feminis nasionalis. Kegiatan terbuka untuk umum termasuk untuk para pelajar SMA.
Dalam rangka menjaga sekaligus menginternalisasikan nilai Pancasila penulis memandang perempuan memiliki peran yang sangat vital, sebab Pancasilais tidaknya generasi bangsa ke depan tergantung di tangan perempuan. Setidaknya ada beberapa peran dan upaya yang dapat dilakukan perempuan agar Pancasila benar-benar dapat terpatri dalam diri generasi bangsa ke depan, diantaranya:
Pertama, perempuan berperan menjadi sekolah Pancasila. Dalam keluarga perempuan (ibu) mempunyai pengaruh besar dalam mendidik anaknya. Seorang ibu menjadi pendidikan utama yang mentransfer ilmu dan nilai-nilai kearifan untuk anaknya. Apapun nilai yang kemudian ditransfer oleh seorang ibu akan menjadi dasar dan pokok acuan ynag sangat mempengaruhi seorang anak dalam bersikap maupun bertingkah laku. Di posisi inilah ibu perlu mengarus-utamakan penanaman nilai-nilai Pancasila pada anak sehingga dapat membentuk generasi yang berkarakter Pancasila.
Peran perempuan (Ibu) selanjutnya adalah agen proteksi dan pengontrol. Dalam rangka penanaman nilai Pancasila ibu berperan untuk mengontrol dan mengevaluasi sikap anaknya sejauh mana pola pikir dan tingkah laku anak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Jika kemudian anak melenceng dari yang diharapkan, seorang ibu dapat menjadi mediator yang mendorong dan mengarahkan anak agar tetap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam proses ini, agar lebih optimal seorang ibu juga harus melek terhadap teknologi, khususnya media sosial, utamanya Facebook dan Instagram. Jika ibu melek teknologi akan lebih mudah dalam mengontrol anak agar tidak terjangkit paham yang bersebrangan dengan ideologi Pancasila. (***)