Mentan Amran Kecam Data Mahfud Soal Pertanian Menyesatkan, Tak Sesuai Fakta!

Amran mengatakan, tema besar pembangunan pertanian Indonesia tahun 2024 adalah transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern, dengan maksud agar seluruh proses aktivitas pertanian menggunakan alat mesin pertanian modern.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Foto Dok

Jakarta, EDITOR.ID,- Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengecam data-data pertanian yang dipaparkan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3 Mahfud MD, sangat menyesatkan dan tidak sesuai fakta. Data ini dijadikan Mahfud paparan dalam acara Debat Cawapres yang digelar Minggu malam (21/1/2024).

Oleh karena itu Amran perlu meluruskan sejumlah data-data dan pernyataan Mahfud yang salah dalam debat.

Pernyataan Mahfud MD yang ngawur itu dipaparkan ketika membahas tema spesifik pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, serta masyarakat adat dan desa.

“Kami menyayangkan beberapa data tidak di kroscek secara detil yang kami khawatirkan bisa menyebabkan disinformasi di masyarakat,” tegas Mentan Amran dalam keterangan tertulis, Senin (22/1/2024).

Salah satu pernyataan cawapres Mahfud MD yang dinilai Amran menyesatkan adalah ketika memaparkan soal jumlah petani yang semakin sedikit namun subsidi pupuk makin besar. Padahal kenyataannya tidak demikian. Hal ini tentu akan menimbulkan persepsi negatif dan menyesatkan publik.

Amran mengatakan, tema besar pembangunan pertanian Indonesia tahun 2024 adalah transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern, dengan maksud agar seluruh proses aktivitas pertanian menggunakan alat mesin pertanian modern.

Contoh penggunaan rice transplanter, combine harvester, Rice Milling Unit (RMU) dan seterusnya.

“Gagasan besarnya bertujuan menekan biaya produksi 50-60%, meningkatkan produktifitas 20-30%, planting index 1-2, peningkatan mutu, mengurangi looses, dan petani mampu bertransformasi ke sektor pertanian lainnya seperti pembibitan, perbengkelan, RMU dan dryer,” katanya.

“Dalam beberapa tahun terakhir nilai dan volume subsidi pupuk menurun, yang diakibatkan penurunan jumlah nilai subsidi dan kenaikan harga bahan baku pupuk. Sejak 2019, tren alokasi subsidi pupuk Indonesia menurun dari Rp34,1 triliun menjadi Rp31,1 triliun pada 2020, dan terus menurun hingga Rp25,3 triliun pada 2023,” paparnya.

“Juga dari jumlah volume yang diberikan rata-rata sekitar 9 juta ton hingga hanya mampu 6,1 juta ton pada tahun 2023. Terkini kemampuan subsidi pemerintah hanya 4,7 juta ton (2024),” imbuhnya.

Menurutnya, hal itu dipicu harga bahan baku yang semakin mahal, yakni Harga DAP (Diamonium Fosfat) mengalami kenaikan sebesar 76,95 persen, sedangkan harga pupuk urea naik hingga sebesar 235,85 persen.

Terkait penurunan jumlah petani yang juga disorot cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin), juga dinilai tak tepat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: