Pacitan, Jawa Timur, EDITOR.ID,- Penemuan mengejutkan abad ini. Sejumlah ilmuan Indonesia menemukan gunung bawah laut raksasa setinggi 2.200 meter di selatan Kabupaten Pacitan. Gunung bawah laut ini ditemukan oleh tim survei Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PPLK) Badan Informasi Geospasial (BIG) di perairan selatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Munculnya sosok gunung bawah laut tersebut sebagai akibat dari efek tabrakan lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia.
Analisis ini diketahui setelah BIG melakukan survey pemetaan. Diperlukan waktu yang sangat lama hingga akhirnya tercipta sebuah gunung bawah laut.
Gunung tersebut sudah ada sejak zaman dulu. Gunung itu bukan gunung api, hanya gunung bawah laut biasa didekat zona subduksi bagian dari Roo Rise Seamount.
Potensi bahaya dari gunung bawah laut itu yaitu jika gunung itu longsor akibat gempa bumi yang bisa menciptakan tsunami.
Namun sejauh ini gunung itu aman2 saja seperti gunung bawah laut yang lainnya, dan gunung itu terletak agak jauh dari zona subduksi
Koordinator PKLP BIG, Fajar Triady Mugiarto mengumumkan penemuan gunung bawah laut itu berada di kedalaman laut sekitar 6.000 meter, dengan puncak pada kedalaman sekitar 3.800 meter.
Gunung bawah laut tersebut memiliki ketinggian sekitar 2.200 meter, yang berlokasi di sekitar 260 kilometer dari perairan selatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Gunung tersebut ditemukan pada kedalaman dasar laut sekitar 6.000 meter dengan puncak pada kedalaman sekitar 3.800 meter.
Fajar Triady Mugiarto mengidentifikasi gunung bawah laut tersebut dari survei landas kontinen ekstensi (LKE), dan telah disimpulkan bahwa obyek yang didapat dari hasil survei LKE tersebut termasuk kategori gunung bawah laut, merujuk pada definisi dalam dokumen International Hydrographic Organization (IHO) B6.
Kronologi diketemukan Gunung Bawah laut
Berawal dari Survei Landas Kontinen Eksistensi yang dilakukan oleh BIG bersama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) di wilayah Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara pada September-November 2022, di zona subduksi selatan pulau Jawa guna memperoleh data batimetri atau topografi bawah laut.
Data tersebut digunakan sebagai data utama perhitungan klaim luas landas kontinen ekstensi di luar 200 mil laut.
Kegiatan tersebut menggandalkan kapal survei Baruna Jaya III dengan dukungan peralatan utama Multibeam Echosounder (MBES).
BIG bersama BRIN menggelar Survei Landas Kontinen Eksistensi untuk memperoleh data batimetri atau topografi bawah laut.
Ia menyampaikan, salah satu lokasi survei adalah daerah atau zona subduksi di selatan Pulau Jawa.
Di lokasi tersebut terindentifikasi gunung bawah laut yang terletak sekitar 260 km di selatan Kabupaten Pacitan.
Fajar Triady Mugiarto menambahkan terkait dengan mitigasi bencana, bisa jadi gunung bawah laut menjadi ancaman bencana di masa depan.
Gunung bawah laut tersebut akan diberi nama sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi dan diharapkan dapat masuk ke dalam Gazeter RI.
Pemerintah Kabupaten Pacitan sendiri telah mengajukan nama “Jogo Jagat” sebagai nama gunung bawah laut tersebut.
Jogo Jagat artinya menjaga bumi atau dunia. Diharapkan bisa membawa keamanan dan jauh dari segala bencana bagi warga Pacitan, Pulau Jawa, dan Tanah Air.
Selain itu direncanakan disubmit ke ranah Internasional di SCUFN GEBCO pada Juni mendatang. ***