Pelatihan ini, menurut Pande sebenarnya angkatan pertama. “Kita rencana akan membuat lagi. Tapi untuk angkatan pertama ini kita harapkan mereka bisa mensharing ilmu yang dia dapatkan dalam pelatihan di dalam organisasi sendirinya atau di teman temannya sendiri,” paparnya.
Fokal UI juga berharap semua peserta bisa ikut membagi bahan-bahan pelatihan.
“Jadi kita ajarkan mereka bagaimana melakukan pemantauan yang benar jalur-jalur nya cara-caranya aturan-aturannya. Itu memang bisa kita sampaikan kepada siapa saja yang tertarik untuk terlibat dalam pemilu,” pungkasnya.
Ketua umum Forum Intelektual Studi Untuk Indonesia (FIS UI) Asri Hadi yang juga panitia penyelenggara acara menambahkan bahwa kegiatan ini sangat positif dalam membangun demokrasi yang partisipatif dan terbuka untuk mewujudkan pemilihan umum yang berkeadilan dan berintegritas.
“Melalui pelatihan ini, kita ajak publik atau masyarakat terlibat langsung memantau jalannya Pemilu dari mulai pencoblosan, penghitungan di TPS hingga pencatatan di PPS Kecamatan hingga KPU Daerah,” kata Asri di tempat yang sama.
Menurut Asri Hadi, dengan adanya peran serta masyarakat secara terbuka, maka tidak akan ada lagi persepsi dan penggiringan opini bahwa Pemilu akan berlangsung curang atau tak adil.
“Mereka yang telah mengikuti pelatihan akan menjadi tenaga relawan pemantau Pemilu yang memiliki tugas menjadikan Pemilu bisa dipantau langsung oleh masyarakat sehingga mengurangi potensi kecurangan,” kata Alumnus master dari Monash University, Australia ini.
Kehadiran para Pemantau Pemilu yang telah dilatih ini, lanjut Asri akan menambah legitimasi Pemilu menjadi kredibel dan berkualitas. “Melalui kegiatan ini kita bisa cegah dan meminimalisir tudingan atau skenario dugaan yang akan membuat penyelenggaraan Pemilu seolah dilakukan dengan curang,” kata lulusan FISIP UI Angkatan 1979 ini. (edo)