Mas’ud mengatakan, dalam setahun ini percepatan pembangunan ekonomi dan infrastruktur di Jawa Timur sudah mulai terasa.
Melalui Perpres nomor 80 tahun 2019, telah dibuat blue print pembangunan ekonomi dan infrastruktur di Jatim. Ada 218 proyek di wilayah Gerbangkertasusila, serta pengembangan ekonomi kawasan Selingkar Wilis, Kawasan Bromo Tengger Semeru, dan Jalur Lingkar Selatan.
Proyek-proyek tersebut membutuhkan anggaran Rp 292,4 triliun yang bersumber dari APBN, APBD provinsi, APBD Kabupaten/Kota, dan swasta. â€Hal tersebut menunjukkan kepercayaan pemerintah pusat kepada kepemimpinan Khofifah,†kata Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma) itu.
Kalau dibagi dalam lima tahun anggaran, dalam setahun rata-rata ada proyek infrastruktur senilai Rp 58 triliun di Jatim. Padahal APBD Jatim hanya sekitar Rp 34,5 triliun.
Dari total APBD itu, Jatim hanya bisa menganggarkan keperluan infrastruktur dan pengembangan ekonomi tak lebih dari 5 persen.
Tanpa kepemimpinan yang baik, kepercayaan seperti ini tidak mudah didapat. Dan tidak semua provinsi bisa mencapainya.
Dalam setahun ini, kata Mas’ud, Khofifah dan Emil mampu menunjukkan kombinasi kepemimpinan yang sangat baik. Khofifah merupakan tokoh yang punya segudang pengalaman. Dia dua kali menjadi menteri.
Sedangkan Emil Dardak adalah sosok milenial yang juga kenyang pengalaman sebagai bupati Trenggalek. â€Dalam setahun sudah banyak penghargaan yang diraih mereka,†kata Mas’ud. (diki)