HUT Tagana, Dinsos dan DP3AK Jatim Kolaborasi Tangani Bencana Responsif Gender

EDITOR.ID, Surabaya,- Momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Tagana ke-18 yang dirayakan Pemerintah Provinsi Jatim melalui Dinas Sosial (Dinsos), Senin (28/3/2022) menandai kolaborasi antara Dinsos dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Jatim dalam penanganan bencana responsif gender.

Dalam pelaksanaannya, kolaborasi ini akan melibatkan Tagana yang merupakan salah satu pilar sosial Dinsos dalam penanganan bencana.

Kolaborasi ini merupakan pengejawantahan dari arahan yang selalu disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kepada OPD Pemerintah Provinsi Jatim, yakni rembug nyekrup.

Sebelumnya, Dinsos dan DP3AK telah bekerja sama dalam penanganan perempuan dan anak korban kekerasan, kini sinergi tersebut semakin terjalin dengan adanya kolaborasi penanganan bencana responsif gender.

Kepala Dinsos Jatim, Dr Alwi Mhum, mengatakan, DP3AK Jatim memiliki tupoksi pemberdayaan perempuan dan anak dan memiliki kedekatan tupoksi dengan Dinsos Jatim.

“Upaya sinergi terhadap penanganan ibu dan anak, nantinya bisa lebih optimal. Sinergi ini dibangun guna memperlancar pelaksanaan tugas masing-masing,” katanya.

Terkait permintaan untuk memberikan edukasi pengurangan risiko atau mitigasi bencana kepada komunitas perempuan dampingan DP3AK, Alwi sangat menyambut hal itu. Dia menjelaskan, Provinsi Jatim merupakan provinsi yang rentan bencana.

Oleh karena itu, upaya mitigasi harus dilakukan Tagana dengan berbagai pihak, di antaranya juga dengan berbagai komunitas, termasuk komunitas perempuan, sehingga bisa menekan korban bencana maupun kejadian korban bencana.

“Saya sangat berterima kasih, upaya mitigasi bencana tidak hanya dilakukan satu atau dua elemen, tetapi semuanya. Ini berarti memperluas keterjangkauan terhadap pelaksanaan mitigasi bencana,” tuturnya.

Kepala DP3AK Jatim, Restu Novi Widiani Novi, menjelaskan, perempuan sangat penting mendapatkan edukasi mitigasi bencana karena sangat sibuk saat bencana. Banyak yang dilakukan perempuan, mulai dari menyelamatkan anak, dokumen, evakuasi, dan lainnya.

Pihaknya berjejaring dengan berbagai komunitas perempuan. Antara lain, komunitas ojol perempuan, IWAPI, Muslimat NU, dan sebagainya. Dengan memberikan edukasi kebencanaan kepada perempuan, maka akan sangat membantu pengurangan risiko bencana di Jatim.

Lebih lanjut, Novi menyampaikan, rembug nyekrup ini didasari karena Tagana merupakan relawan binaan Dinsos Jatim yang menangani permasalahan sosial dan kebencanaan, sedangkan DP3AK Jatim menangani permasalahan perempuan dan anak, termasuk saat terjadi bencana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: