Bosnia, EDITOR.ID,- Founder Sambas Sinergy Khairil Hamzah melakukan lawatan 10 hari berkeliling ke Eropa. Di hari kedua perjalanan, pengacara kondang ini akhirnya mengunjungi sebuah negara yang pernah mengalami kecamuk perang saudara, yakni Bosnia Herzegofina. Ada pemandangan menakjubkan yang membuat Khairil Hamzah kagum dan bangga, hampir tak percaya dengan negeri kecil Eropa yang penduduknya mayoritas beragama Islam itu.
Pemandangan yang membuat Khairil Hamzah takjub dan bangga adalah legacy dari pemerintahan Presiden Indonesia HM Soeharto. Penguasa Orde Baru ini ternyata pernah mewariskan sebuah masjid megah di negeri tersebut. Namanya Masjid Istiklal Dzamija.
Masjid Istiklal Dzamija atau “saudara”nya masjid Istiqlal Jakarta ini terletak di dekat kawasan pusat kota Sarajevo yang menjadi ibu kota Bosnia Herzegofina yang berada di Semenanjung Balkan itu. Nama “istiqlal” sendiri diambil dari bahasa Arab yang artinya kemerdekaan dalam bahasa Indonesia.
Selain disebut Masjid Istiqlal, masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Suharto atau Masjid Indonesia. Pasalnya, mantan Presiden Suharto jadi orang yang memprakarsai pembangunan masjid ini.
“Orang Bosnia menyebutnya itu Masjid Soeharto atau menyebut Masjid Indonesia,” kata Khairil Hamzah yang mendengar langsung hal ini dari warga setempat.
Bangunan masjid yang punya dua menara itu terdiri dari tiga lantai. Desain bangunan diarsiteki mendiang arsitek Ahmad Nu’man itu.
“Alhamdulillah, Senin 20 Mei 2024 saya dan rombongan bisa berkesempatan mengunjungi Masjid Itiqlal atau dikenal juga masjid Soeharto. Dan saya menjadi saksi mata betapa keberadaan masjid ini menjadi tempat ibadah yang megah bagi warga Bosnia,” katanya.
“Jika di Rusia ada masjid Soekarno, maka di Bosnia ada masjid Soeharto atau dikenal dengan masjid Istiqal yang dibangun oleh Pemerintah Indonesia setelah perang saudara,” lanjut Khairil Hamzah.
Bosnia tadinya dibawah pemerintahan Turki Utsmani. Setelah perang dunia I, Presiden Yosep Tito.mendirikan negara Yugoslavia. Negara Yugoslavia termasuk negara yang mengakui periode pertama kemerdekaan Indonesia. Yugoslavia bersama Indonesia mendirikan gerakan Non Blok.
Tahun 1992 Bosnia memisahkan diri dari Yugoslavia dan Serbia tidak terima maka pecah perang saudara.
Selain PBB peran Presiden Soeharto cukup besar membuat perdamaian perang Bosnia Serbia karena Indonesia adalah negara sahabat sebagai pendiri non blok.