Keutamaan Bulan Sya’ban Penuh Barokah, Perbanyak Ibadah ini Insya Allah Dikabulkan Hajatnya

Di bulan Sya'ban kita diajarkan oleh Rasullullah untuk memperbanyak ibadah Puasa. Selain untuk menjaga kesabaran dan ketenangan, ibadah puasa sangat bermanfaat untuk membuang energi negatif dalam tubuh kita. Membuang penyakit dalam tubuh kita akibat banyaknya asupan makanan yang kita konsumsi sehari-hari.

Imam Syafi’i mengatakan dalam Kitab Al-Umm: “Telah sampai berita kepada kami bahwa dulu pernah dikatakan: sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam Jumat, malam hari raya idul adlha, malam idul fitri, malam satu Rajab dan malam Nisfu Sya’ban.”

Apalagi di bulan Sya’ban, ada tiga peristiwa penting dalam lintas sejarah yang terjadi di bulan Sya’ban. Peristiwa ini menjadi renungan sekaligus sarana introspeksi bahwa bulan ini demikian mulia. Belum lagi bulan depan akan memasuki Ramadhan yang tentu saja sarat kebaikan.

Dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban? karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki menyebutkan setidaknya ada 3 peristiwa penting yang berimbas pada kehidupan beragama seorang muslim.

1. Peralihan Kiblat

Peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram terjadi pada bulan Sya’ban. Menurut Al-Qurthubi ketika menafsirkan surat Al-Baqarah ayat 144 dalam kitab Al-Jami’ li Ahkāmil Qur’an dengan mengutip pendapat Abu Hatim al-Basti mengatakan bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban yang bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban.

Peralihan kiblat ini merupakan suatu hal yang sangat ditunggu oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW berdiri menghadap langit setiap hari menunggu wahyu turun perihal peralihan kiblat itu seperti surat Al-Baqarah ayat 144 berikut:

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

Artinya: Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.

2. Penyerahan Catatan Amal

Salah satu hal yang menjadikan bulan Sya’ban utama adalah bahwa pada bulan ini semua amal manusia diserahkan kepada Allah SWT.

Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki mengutip sebuah hadits riwayat An-Nasa’i yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad SAW: Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?

Kemudian Rasulullah SAW menjawab: Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa.

Penyerahan amal yang dimaksud dalam hal ini adalah penyerahan seluruh rekapitulasi amal kita secara penuh. Walaupun, menurut Sayyid Muhammad Alawi, ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal kepada Allah selain bulan Sya’ban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan. Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: