Karya “Steampunk” Dipamerkan Sensasi Baru Dunia Seni Rupa Ada di Plaza Indonesia Atrium Lev 4, Seru!

Steampunk; sejatinya adalah subgenre dari fiksi ilmiah yang pada awalnya menciptakan kreasi baru menggunakan material yang berhubungan dengan revolusi industri.

Karya Steampunk yang Dipamerkan Foto Ist

Jakarta, EDITOR.ID,- Hey bestie and guess. Acara weekend ini mau kemana? Nah kalau belum ada pilihan. Datanglah ke Plaza Indonesia Jakarta, tepatnya di Atrium Lev 4. Soalnya, Talenta Organizer sedang menggelar pameran bertajuk “SteamPunk” pokoknya seru banget. Kalian wajib datang di pameran ini buat mendapatkan pengalaman baru.

Pameran ini menampilkan seniman Yuswantoro Adi yang akan memamerkan seni baru di dunia, yakni Scrap Metal Art dan Steampunk. Sebuah seni rupa berdimensi baru.

Jangan lupa acaranya dari tanggal 1 Juli sampai dengan tanggal 23 Juli 2023, dan bisa dinikmati oleh pengunjung Plaza Indonesia secara gratis.

Beruntungnya hidup di jaman digital ini; ada mesin pencari yang mampu menjawab hampir semua pertanyaan.

Dari perangkat lunak itu saya menemukan setidaknya tiga istilah yang mencocokinya. Pertama adalah Scrap Metal Art, yakni sebuah ekspresi unik dan mempesona yang mengubah logam bekas menjadi karya seni.

Kedua, Metal Recyle Art, yang terjemahan bebasnya adalah seni mendaur ulang menggunakan bahan logam.

Dan yang ketiga, Steampunk; sejatinya adalah subgenre dari fiksi ilmiah yang pada awalnya menciptakan kreasi baru menggunakan material yang berhubungan dengan revolusi industri.

Karya Steampunk

Selanjutnya ia berkembang menjadi gerakan (seni, fashion, design dan seturutnya) yang memang pada umumnya atau paling banyak menggunakan material logam sebagai bahan utamanya.

“Saya lebih memilih menamai karya seni buatan pemuda kelahiran 19 Maret 1981 sebagai *Steampunk.* Selain lebih mudah disebut,” tutur Andik disela pameran.

Aliran seni macam ini sekarang cukup dikenal.

Ada begitu banyak jenis dan kecenderungannya, namun semua cukup solutif menjawab persoalan limbah dan sampah yang kita hadapi hari ini. Ini adalah bentuk seni go green dan wajib kita dukung.

Menariknya Andik ini sama sekali bukan seniman. Ia tak pernah belajar khusus di sekolah seni. Bahkan dari data yang saya baca, dua pendidikan terakhirnya D3 dan S1 adalah bidang accounting.

Sempat nyaman bekerja dengan keahlian akademisnya di beberapa perusahaan hingga berkantor di Bank BRI.

Andik berani melepaskan zona nyamannya dengan sengaja meninggalkan pekerjaan tetapnya demi melakoni sesuatu yang menjadi passionnya; berniaga di barang antik dan membuat karya “antik” yang sangat dinikmatinya.

Andik sengaja menyatukan atau menggabungkan aneka barang temuannya (founded object) dengan mur baut. Bukan dengan teknologi las yang mestinya jauh lebih mudah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: