NU memfasilitasi “kelahiran†PKB, Muhamadiyah “melahirkan†PAN, belum lagi para tokoh yang melahirkan partai lain seperti PNU, PKU dan sebagainya.
Namun ternyata, Jajaran kepengurusan PPP yang sudah tersebar di seluruh penjuru tanah air masih banyak yang menunjukkan loyalitasnya untuk tidak berpindah ke lain hati.
Walhasil pemilu 1999, Pemilu pertama di era reformasi perolehan PPP masih menempati urutan ketiga secara nasional. Prestasi ini, tidak terlepas dari istiqomahnya para fungsionaris PPP di seluruh Indonesia, utamanya para kader NU yang bahkan saat itu posisi puncak Ketua Umum PPP dipercayakan kepada kader NU, yaitu Dr. Hamzah Haz yang selanjutnya mengantarkannya menjadi wakil presiden RI.
Posisi ini termasuk yang oleh pengamat dianggap efektif membendung perpindahan sebagian kader dan pemilih nahdliyin dari PPP ke partai lain.
Untuk masa-masa selanjutnya kader-kader NU selalu mendominasi dalam dinamika politik di PPP dengan segenap kelebihan dan kekurangannya.
Basis-basis massa nahdliyin juga masih menjadi pendulang utama suara dan kursi PPP.
Yang tidak kalah penting adalah tampilnya sesepuh PPP sebagai figur sentral yang menjadi tokoh besar nasional yang memiliki pengaruh luas di masyarakat, yaitu Almarhum KH. Maemoen Zubeir. Beliau menjadi perekat dan penyelamat disaat PPP mengalami ujian perpecahan.
Benang Merah, Jati diri, Visi dan Prinsip Perjuangan PPP Tegak Lurus dengan NU.
Dalam rangka membangun bangsa dan mengisi kemerdekaan, partai-partai politik Islam yang hidup dan tumbuh di tengah-tengah rakyat serta merupakan mata rantai yang penting di dalam menghimpun potensi dan pemusatan kekuatan rakyat dalam bermasyarakat dan bernegara adalah wahana yang secara bersama-sama memikul tanggungjawab melaksanakan UUD 1945.
Partai¬-partai politik Islam bersama-sama dengan partai-partai politik lain berkiprah untuk mengembangkan demokrasi, kehidupan beragama, melaksanakan pendidikan politik, dan meningkatkan kesadaran berpolitik di kalangan rakyat.
PPP yang berasaskan Islam berketetapan hati dan bertekad dengan segenap kemampuannya untuk berusaha mewujudkan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, yakni terwujudnya masyarakat adil dan makmur, rohaniah dan jasmaniah yang diridlai Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
PPP menegaskan dirinya sebagai partai Islam yang berorientasi keindonesiaan dan keumatan. Orintasi perjuangan politik PPP adalah terwujudnya masyarakat yang religius dan berakhlakul karimah, serta bangsa dan negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera lahir dan batin, menjujung tinggi nilai dan prinsip-prinsip demokrasi yang diridai Allah Subhanahu Wata’ala (Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur) dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.