Jasad Dua TKI Korban Gempa Turki Dipulangkan

Ni Wayan Supini dan Irma Lestari 2 TKI Tewas di Reruntuhan Gempa Turki-Suriah M 7,8 Dipulangkan ke Indonesia
Ni Wayan Supini dan Irma Lestari 2 TKI Tewas di Reruntuhan Gempa Turki-Suriah M 7,8 Dipulangkan ke Indonesia

Dyarbakir, Turki, EDITOR.ID – Selasa, 21 Februari 2023. Dua WNI yang bekerja di Turki sebelumnya dinyatakan  hilang kontak, jenazahnya telah ditemukan dalam kondisi meninggal pasca terjadi gempa di Dyarbakir, Turki.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri yang tergabung EMT dan INASAR berhasil menemukan dan mengidentifikasi dua jenazah Warga Negara Indonesia yang menjadi korban gempa bumi di Turki.

 Kedua jenazah berjenis kelamin perempuan asal Bali tersebut ditemukan di bawah reruntuhan gedung apartemen Galeria, Kota Dyarbakir setelah tertimbun selama kurang lebih 2 minggu dengan kondisi yang sulit dikenali secara visual sehingga perlu identifikasi yang lebih akurat secara scientific dan selanjutnya akan segera dipulangkan ke tanah air.

Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/2/2023) membenarkan ketika dikonfirmasi, dan menyebut kedua korban itu merupakan Irma Lestari asal Lombok dan Ni Wayan Supini asal Bali.

Apartemen tempat mereka tinggal Apartemen tempat tinggal Ni Wayan Supini hancur total akibat gempa.

Diketahui ada 89 korban meninggal di apartemen tersebut.

Keduanya ditemukan di balik reruntuhan Apartemen Galeria di Kota Dyarbakir, pada Jumat (17/2).

Evakuasi dan pencarian TKI Indonesia di Turki

Tim berkoordinasi dengan AFAD (Badan Penanggulangan Bencana Turki) untuk proses pencarian di apartemen Galeria Residence, tempat kedua WNI tersebut menetap.

Diketahui ada 500 WNI yang berada di sekitar lokasi gempa bumi di Turki.

128 orang diantaranya  sudah berhasil dievakuasi oleh Tim KBRI Ankara.

Dan sisanya dalam keadaan selamat namun sudah mendapatkan tempat penampungan yang aman di sekitar wilayah gempa.

10 WNI mengalami luka berat dan sudah ditangani oleh KBRI Ankara.

Jumlah WNI dikabarkan meninggal dunia yang semula 2 orang menjadi 4 orang dengan ditemukan dua jenazah WNI ini.

Ditemukan Jenazah kedua WNI di reruntuhan

Dan juga ditemukan jenazah rekan Ni Wayan Supini sesama WNI  bernama Irma Lestari adalah warga Dusun Perampuan Barat, Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat.

Jenazahnya ditemukan bersamaan dengan jenazah pekerja migran asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Irma Lestari oleh tim gabungan KBRI Ankara-Inasar (Basarnas).

Keduanya diketahui telah hilang kontak sejak gempa di dekat perbatasan Turki dan Suriah ini

Identifikasi Jenazah kedua korban

Setelah jenazah ditemukan, proses identifikasi dilakukan dengan dukungan Tim DVI Polri yang saat ini sedang berada di Hatay.

Dari hasil identifikasi tersebut, kedua jenazah yang ditemukan dapat  dikonfirmasi identitasnya.

Duta Besar Muhammad Iqbal menyebut keduanya ditemukan lewat pencarian yang dilakukan Tim gabungan KBRI Ankara-INASAR (BASARNAS) di apartemen Galeria Residence, tempat mereka menetap.

Duta Besar RI untuk Turki  juga telah menghubungi langsung keluarga korban yang berada di Indonesia.

Pemulangan Kedua Jenazah Korban

Muhammad Iqbal menyebut petugas sedang melakukan pemulasaraan dan membawa jenazah dari Diyarbakir ke Adana untuk proses pemulangan ke tanah air.

Rencananya jenazah kedua korban akan diberangkatkan dari Adana ke Jakarta pada Rabu (22/2).

“Kita semua sangat berduka cita. Insyaallah dengan telah terkonfirmasinya jenazah kedua saudara kita, KBRI Ankara dan Kementerian Luar Negeri akan segera mengupayakan pemulangan jenazah ke kampung halaman masing-masing,” tutur Muhammad Iqbal.

Tanggapan di Bali

Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali mengkonfirmasi seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali menjadi salah satu korban gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 di Turki yang terjadi pada, Senin (6/2) lalu.

Kepala BP3MI Bali, Anak Agung Gde Indra Hardiawan menyatakan BP3MI Bali, Dinas Ketenagakerjaan ESDM Provinsi Bali, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Klungkung, KBRI Ankara Turki, dan BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran) Indonesia telah melakukan koordinasi perihal musibah tersebut.

“Diperoleh keterangan almarhum tinggal di Banjar Tegal Besar, Desa Negari, Klungkung. Tim BP3MI Bali menemui langsung suami korban yang didampingi kakak ipar korban dan memastikan bahwa memang benar PMI korban gempa di Turki atas nama Ni Wayan Supini adalah keluarga mereka,” terang Agung Hardiawan kepada NusaBali, Minggu (19/2).

Riwayat hidup korban

Ni Wayan Supini (45), dilaporkan merupakan pekerja migran asal Dusun/Banjar Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.

Jenazah Wayan Supini yang bekerja sebagai terapis spa di Turki ini baru ditemukan pada, Jumat (16/2) di bawah reruntuhan tempat tinggalnya di Apartemen Galeria yang terletak di Kota Dyarbakir, Turki.

Lebih lanjut Agung Hardiawan mengungkapkan,  bahwa Ni Wayan Supini berangkat ke Turki pada bulan Juli 2022.

Namun demikian keberangkatan Supini pada saat itu tidak terdaftar pada SISKOP2MI (Sistem Komputerisasi untuk Pelayanan Penempatan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) BP2MI.

Dikatakannya lagi keberangkatan Ni Wayan Supini untuk bekerja di Turki adalah untuk pertama kalinya.

Supini mengikuti ajakan temannya yang sudah terlebih dahulu bekerja di sana.

Kepulangan kedua Jenazah ke Indonesia

“Yang mengabarkan KBRI tadi malam Pak Iqbal,” kata Ibu dari Irma Lestari, Rena, yang dikonfirmasi di kediamannya di Denpasar, Bali, Minggu malam.

Ibu almarhumah, Rena dan bapak angkat almarhumah, Atmari,  sebenarnya  telah berupaya sekuat tenaga  mencari tahu kabar keadaan maupun keberadaan  dari putri mereka, hal tersebut dilakukan semenjak mereka menyaksikan terjadinya kabar gempa di Turki lewat berita-berita di televisi pada 6 Februari.

Selama lebih dari 10 hari, upaya tersebut belum juga ada hasilnya.

Pada akhirnya Rena dan Atmari menerima  kabar kematian anaknya dari Duta Besar RI untuk Turki.

Rena mengaku menerima video saat pemulasaran kedua  jenazah WNI, diantaranya almarhumah, Irma putrinya,  video kiriman dari pihak KBRI Ankara. “Ini sudah dimandikan (jenazah Irma),” kata Rena.

Jenazah akan tiba di Indonesia tanggal 23 Februari penjelasan dari Kepala Disnakertrans NTB I Gede Putu Aryadi.

Aryadi mengklaim pihaknya sudah menghubungi keluarga korban. Dan pihak keluarga mengaku sudah mendapat kabar duka tersebut dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara Turki.

Kedua jenazah WNI Indonesia dipastikan akan mendarat lebih dulu di Jakarta, setelah itu dilanjutkan  kemudian diterbangkan ke Bali dan Lombok, untuk membawa kedua jenazah.
Kedua jenazah telah dipersiapkan pihak keluarga untuk dikuburkan di tanah kelahirannya mereka di Lombok.

Orang tua Irma,  Rena memberitahukan  bahwa  almarhumah Irma meninggalkan seorang suami dan dua anak yang masing-masing berusia 9 tahun dan 10 tahun.

Rena beserta suami dan anak-anak almarhumah Irma berencana berangkat ke Lombok pada Selasa (21/2/2023) untuk mengikuti prosesi penguburan jenazah.

Persiapan Penguburan kedua Jenazah TKI korban gempa Turki

Kedua jenazah WNI Indonesia dipastikan akan mendarat lebih dulu di Jakarta, setelah itu dilanjutkan  kemudian diterbangkan ke Bali dan Lombok, untuk membawa kedua jenazah.
Kedua jenazah telah dipersiapkan pihak keluarga untuk dikuburkan di tanah kelahirannya mereka di Lombok.

Orang tua Irma,  Rena memberitahukan  bahwa  almarhumah Irma meninggalkan seorang suami dan dua anak yang masing-masing berusia 9 tahun dan 10 tahun.

Rena beserta suami dan anak-anak almarhumah Irma berencana berangkat ke Lombok pada Selasa (21/2/2023) untuk mengikuti prosesi penguburan jenazah.

Warga WNI yang masih berada di Turki

Warga Negara Indonesia asal NTB banyak menimba ilmu,  mereka kuliah di Turki.

Tercatat sebanyak 8 alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Mataram yang kuliah di Turki.

Humas MAN 2 Mataram Siti Rahmi memastikan  kondisi mereka yang sedang menempuh pendidikan menimba ilmu dalam kondisi aman, mereka terpantau dari komunikasi yang terus berlangsung tanpa adanya rintangan dari dampak gempa di Turki.

Sebanyak 8 alumni MAN 2 Mataram itu saat ini sedang kuliah di Sakarya University, wilayah Sakarya, Barat Laut wilayah Turki, atau sekitar 2 jam perjalanan dari kota Istanbul.

Selain itu, ada satu siswa MAN 2 Mataram atas nama Aisyah yang menjadi salah satu delegasi dari siswa madrasah di Indonesia yang ikut Simulasi Sidang PBB di Turki.

Aisyah juga dipastikan aman dari dampak gempa di Turki. Karena tempat kegiatan yang diikuti jauh dari lokasi bencana gempa.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: