Indonesia Harus Segera Menyusun Preferential Trade Agreement

Ariawan mencontohkan, saat Presiden Republik Tanzania, Samia Suluhu Hassan, melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia untuk bertemu dengan Presiden, Joko Widodo, di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Hukum Bisnis dan Perdagangan Internasional, Prof, Dr Ariawan Gunadi kepada wartawan Foto Ist

Jakarta, EDITOR.ID,- Indonesia harus segera menyusun preferential trade agreement (PTA) di tahun ini, untuk meningkatkan potensi perdagangan internasional. Dengan adanya preferential trade agreement, diharapkan membuka peluang yang lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi di tanah air.

Demikian disampaikan pakar Hukum Bisnis dan Perdagangan Internasional, Prof, Dr Ariawan Gunadi kepada wartawan, Senin, (29/1/2024).

Menurutnya, Dengan PTA, Indonesia bisa memainkan atau melakukan perdagangan produk-produk dalam negeri ke sejumlah negara untuk diperdagangkan tanpa hambatan dan bebas bea masuk.

Ariawan mencontohkan, saat Presiden Republik Tanzania, Samia Suluhu Hassan, melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia untuk bertemu dengan Presiden, Joko Widodo, di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Peristiwa tersebut menandai kunjungan internasional perdana bagi Presiden Hassan pada tahun 2024 dan sebagai balasan terhadap kunjungan bilateral yang sebelumnya dilakukan oleh Presiden Jokowi pada bulan Agustus 2023 lalu.

“Kedatangan Presiden Tanzania merupakan momentum yang bagus untuk melakukan dan membuka perdagangan internasional yang saling menguntungkan dan bebas bea masuk, tidak hanya bagi negara di benua Afrika,” kata Ariawan.

Pada pertemuan bilateral, lanjut Ari, kedua pemimpin negara merencanakan kolaborasi yang melibatkan berbagai sektor, mulai dari perdagangan hingga kesehatan serta upaya konkret yang dapat diambil oleh kedua negara.

“Kunjungan ini mencerminkan tekad kedua negara untuk menghadapi tantangan bersama dan mendorong pertumbuhan yang saling menguntungkan guna menciptakan kemitraan yang semakin kuat dan kokoh di masa depan antara Tanzania dan Indonesia,” jelas Ariawan, yang merupakan Profesor termuda, alumni Universitas Indonesia.

Menurut Ariawan., kedua negara perlu untuk segera menyusun preferential trade agreement di tahun ini sehingga menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih efisien, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan secara keseluruhan memperkuat hubungan bilateral di bidang perdagangan antara kedua negara.

Lebih lanjut, Ari yang juga Guru Besar Universitas Tarumanagara ini mencotohkan peningkatan kerja sama di sektor minyak dan gas melalui pengelolaan Blok Gas Mnazi Bay oleh Pertamina di Mnazy Bay dan pemberian pelatihan kepada pegawai Tanzania Petroleum Development Corporation (TPDC), merupakan bentuk trade agreement yang konkret.

“Kedepannya, Indonesia dan Tanzania juga perlu untuk merealisasikan kerjasama di sektor hulu dan hilir migas, termasuk peluang investasi hilir pada stasiun CNG dan pasokan Mini LNG dengan Medco Energi serta rencana investasi Sinka Sinye Agrotama (SSA) di bidang pupuk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: