Golkar dan PAN Masih Punya Daya Tawar: Kalau Ga ke Ganjar ya Ke Prabowo

Strategi yang dilakukan Golkar dan PAN sangat jitu den cerdik. Mereka mengulur-ulur waktu dalam membangun kerjasama politik. Namun kedua partai ini semakin meningkatkan intensitas pertemuan politik untuk membahas kerjasama. Tujuannya mengamankan komunikasi politik dan peluang di kedua kubu sambil menunggu mana yang memberikan tawaran terbaik.

Bacapres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo Saat Diberikan Arahan Disela-sela Panen Raya di Wonosobo Jawa Tengah Foto Istana

Jakarta, EDITOR.ID,-Setelah sekian pekan menahan diri dan mengikuti nasihat Presiden Joko Widodo agar jangan terburu-buru dan grusa grusu, kini Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) mulai menggelar penjajakan koalisi dan memainkan daya tawar politik.

Buah kesabaran kedua partai politik itu dalam menetapkan nama siapa Calon Presiden yang akan diusung membuat Golkar dan PAN kini lebih leluasa untuk membaca peluang dan pilihan. Golkar dan PAN tentu akan terus memonitor lembaga survei untuk menentukan pilihan agar kerjasama politik yang dibangun tidak sia-sia.

Kini Golkar dan PAN punya dua pilihan. Kalau tidak ke Ganjar Pranowo mereka bisa bergeser ke Prabowo Subianto. Tinggal mana yang memberikan daya tawar atau bargaining politik yang menguntungkan buat mereka.

Strategi yang dilakukan Golkar dan PAN sangat jitu den cerdik. Mereka mengulur-ulur waktu dalam membangun kerjasama politik. Namun kedua partai ini semakin meningkatkan intensitas pertemuan politik untuk membahas kerjasama. Tujuannya mengamankan komunikasi politik dan peluang di kedua kubu sambil menunggu mana yang memberikan tawaran terbaik.

Terbukti jajaran pengurus PAN dipimpin Ketumnya Zulkifli Hasan bersilaturahmi dengan Prabowo Subianto di kediaman Prabowo, Bukit Hambalang Bogor. Dalam beberapa pekan kemudian jajaran pengurus PAN bersama Ketum Zulklifi Hasan giliran melakukan kunjungan silaturahmi politik ke Ketum Megawati Soekarnoputri di markas DPP PDIP.

Sekaligus di pertemuan tersebut PAN menyodorkan nama Erick Thohir ke PDIP dalam klausula kontrak kerjasama politik atau koalisi. Hal itu diungkap oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkap ke publik.

Setelah PAN Giliran Golkar Gantian Ajukan Opsi dan Daya Tawar

Belum juga PDIP menjawab tawaran PAN dalam koalisi dengan opsi syarat Cawapres Erick Thohir, kini merangsek Partai Golkar kolega PAN di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang juga membangun komunikasi politik dengan PDIP menuju kerjasama politik atau koalisi. Namun tentunya dengan syarat dan klausula yang diajukan.

Jika PDIP menerima kontrak politik atau koalisi dengan Partai Golkar sangat mungkin PDIP harus menerima proposal syarat dari partai berlambang pohon beringin itu. Salah satu kontrak yang sangat penting adalah menempatkan Ketum Golkar Airlangga Hartarto sebagai pendamping Ganjar Pranowo atau cawapresnya.

Jika PDIP menolak proposal syarat yang diajukan Partai Golkar, maka Airlangga bisa mengalihkan arah kerjasamanya dengan Prabowo Subianto bergabung di Koalisi Indonesia Raya. Tentunya jika Prabowo juga bersedia menempatkan Airlangga sebagai Cawapresnya. Artinya Golkar masih bebas dan punya dua opsi. Kalau tidak ke Ganjar bisa ke Prabowo.

PAN Sodorkan Nama Erick Thohir ke Ganjar dan Prabowo, Pilih yang Mana?

Sementara Partai Amanat Nasional (PAN) punya opsi yang lebih leluasa untuk menggoalkan nama Menteri BUMN Erick Thohir sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024. Baik ke Ganjar maupun ke Prabowo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: