Hasil dan dampak positif maupun negatif pembangunan dalam satu tahun terakhir agaknya mulai dirasakan masyarakat. Cukup banyak pandangan serta penilaian oleh pengamat dan pengkaji tentang pencapaian Jokowi-Ma’ruf, sebagian banyak merasa yakin dan sebagian banyak juga tidak terlalu yakin baik dalam jangka menengah serta panjang atas pencapaian satu tahun terakhir ini.
Untuk mewujudkan Nawacita II cenderung lebih sulit apabila dibandingkan dengan Nawacita I. Upaya pembangunan dari berbagai bidang khususnya dalam negeri, telah berubah, secara umum tidak lagi sekondusif 2014. Kemerosotan kondusivitas itu terlihat jelas dengan keadaan indonesia sekarang.
Diawali dengan kebijakan merevisi UU KPK di akhir masa pemerintahan Jokowi-Kalla serta rencana pengesahan sejumlah RUU kontoversial, sehingga maraknya unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat. Ditambah lagi dengan disahkannya RUU Omnibus Law Cipta Kerja menjadi UU Cipta Kerja oleh pemerintah dan DPR RI 5 Oktober lalu, hal ini menuai banyak kecaman dan penolakan dari berbagai lapisan masyarakat. ketertutupan informasi serta pemerintah cenderung terlihat terburu-buru saat pengesahan RUU Cipta Kerja tersebut sehingga rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin besar.
Kendati tantangan Jokowi-Ma’ruf semakin berat dan kompleks ditengah psikologi sosial politik kemerosotan antusiasme terlihat jelas dan mudah dipahami.
Namun, untuk dapat bersikap adil pada rezim hari ini, sangat diperlukan kajian komprehensif dan radikal tentang pencapaian pembangunan sepanjang periode 2019-2024. (Tim)
