Gempa Guncang Bali, Warga Panik Berhamburan Keluar

Meski BMKG menyebut gempa tidak berpotensi tsunami, namun getarannya tidak hanya dirasakan oleh warga Bali tetapi juga peserta G20, warga Lombok hingga Banyuwangi dan Jember, Jawa Timur.

“Getarannya terasa dua kali. Yang pertama agak kecil, yang kedua cukup kencang getarannya. Saya lihat jendela dan pintu goyang-goyang. Panik langsung keluar turun,” katanya.

Dia sempat melihat sejumlah tetangganya berhamburan keluar rumah. “Saya lihat tetangga sekitar juga berhamburan keluar, tapi tidak sampai teriak,” ujar dia.

Peserta G20 berhamburan keluar

Selain itu, gempa juga dirasakan sejumlah peserta acara Health Working Group (HWG) G20 ketiga dan The 21st Meeting North Indian Hydrographic Commission (NIOHC), yang merupakan side event G20 di Hotel Hilton, Nusa Dua, Badung, Bali.

Saat terjadi gempa, peserta panik lalu berhamburan keluar ruangan.

Perwakilan dari Civil 20 (C20) di HWG ke-3, Aqila mengaku sempat panik karena guncangan gempa terasa sekian detik.

“Awalnya tidak terasa, tapi begitu guncangannya kuat baru kita semua lari keluar. Beruntung, acaranya sudah selesai, jadi langsung keluar aja,” katanya.

Hal senada juga dirasakan salah satu staf Humas Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal), Letkol Hari.

Dia mengatakan, acara sudah berakhir saat terjadi guncangan. Namun, para peserta tetap berlari panik keluar ruangan. “Panik semua keluar. Bagaimana juga orang takut kerobohan gedung. Enggak ada yang enggak takut,” katanya.

Gempa terasa sampai Lombok

Warga di Kota Mataram, NTB pun juga turut merasakan getaran akibat gempa di Bali. Salah satu warga di Lingkungan Irigasi Mataram Nila Yuliani (37), saat itu sedang menggendong bayinya yang baru berusia lima bulan.

Dia mengaku kaget merasakan getaran tersebut sehingga langsung berlari keluar rumah.

“Kaget saya, gempanya membuat atap rumah jadi bergetar, lagi punya bayi jadi langsung lari keluar, khawatir,” kata dia.

Dia beserta warga lainnya memastikan tak ada gempa susulan, lalu kembali ke dalam rumah.

“Ini jadi ingat kejadian empat tahun lalu, waktu itu gempa sangat keras dan saya sampai pusing, waktu itu hamil anak kedua saya,” ungkap dia.

Seorang guru mengaji, Azwar mengaku khawatir jika terjadi gempa susulan. Dia pun meminta murid-muridnya yang sedang mengaji di masjid untuk pulang ke rumah.

“Saya liburkan dulu pelajaran mengaji adik adik ini, semoga tidak ada gempa lagi,” kata Azwar.

Sementara, sejumlah aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kantor Gubernur NTB juga berhamburan ke luar rumah. Khususnya, ASN yang melakukan kegiatan di Aula Sangkareang. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: