Jakarta, EDITOR.ID,- Seorang pemuda berinisial MRR (23) terungkap menjadi korban penyekapan dan penyiksaan sadis berbulan-bulan. Korban mengalami penganiayaan terus-menerus selama disekap. Korban disekap dan disiksa di sebuah kafe di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur (Jaktim).
Kejamnya lagi, pelaku penyiksaan yang menghajar korban dikabarkan jumlahnya 30 orang. Mereka menghajar secara bergantian. Penyekapan tersebut diduga dipicu tindakan wanprestasi dalam hal kerja sama jual beli mobil antara MRR dan pelaku penganiayaan berinisial HRA.
Paman korban, Yusman mengungkapkan pelaku yang menganiaya keponakannya diduga dilakukan oleh 30 orang anggota dari kelompok jual beli mobil tersebut.
“Intinya ini semua tadinya teman-temannya. Mereka saling kenal. Cuma kalau ada kesalahan, mereka langsung sistem plonco istilahnya. Plonconya ini tapi keterusan,” ujar Yusman kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Selain disekap, MRR juga disiksa, antara lain dipukul, disabet, hingga disundut rokok.
Yusman mengaku akibat penyiksaan sadis itu keponakannya menderita gangguan saraf, tulang ekor bengkok hingga rasa trauma.
Selain itu MRR saat ini masih mengalami trauma berat setelah disekap dan disiksa selama berbulan-bulan. Korban mengalami perubahan perilaku yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
“Si adik ini sekarang ada masalah dengan perubahan perilaku karena efek dipukul tabung gas itu, dan dipukul dengan benda-benda yang keras seperti tong sampah, atau apa lah,” ucap Yusman.
“Efeknya itu sekarang jadi sering blank. Kalau jalan sering lupa dia, tujuannya ke mana dia jalannya ke mana. Dan setiap bangun tidur katanya perasaan dia enggak napak kakinya. Itu yang berulang-ulang efek dari pemukulan itu,” imbuh dia.
Ia sering merasa takut berlebih meski sudah berada di rumah.
“Biasanya anak ini ceria, sekarang sering blank (bengong). Ketakutannya tinggi, melihat mobil-mobil (melintas) dianggapnya pelaku. Ketemu teman-temannya saja enggak mau,” ujarnya.
Selain itu, MRR juga sering mengalami pusing, tidur yang lama, dan emosi yang naik turun.
“Ini baru kali ini saya melihat korban seperti ini. Dia kan emosi tiba-tiba redam sendiri lalu menangis. Nah ini efeknya, mungkin itu dari perilaku-perilaku yang diberlakukan oleh mereka kepada adik kita ini,” ujar Yusman.
“Tapi ini jelas sekali perubahan fisik dan mentalnya, semua kena,” imbuh dia.
Penyekapan dan penganiayaan terhadap MRR terjadi kurang lebih tiga bulan, mulai 19 Februari hingga 30 Mei 2024. “Puncaknya itu dari bulan Februari sampai akhir bulan Mei, tanggal 1 Juni dia sudah pulang ke rumah, dalam arti kabur ya. Jadi selama tiga bulan itu,” kata Yusman.