“Kerugian diatas belum termasuk kerugian material yang langsung dialami warga terkena banjir; mobil, motor, barang elektronik, sofa, surat-surat berharga dan perabotan rumah tangga yang angkanya juga bisa mencapai ratusan miliar. Ini adalah perkiraan, tidak ada data yang pasti,” tambah Sarman.
Ritel Terdampak Parah
Pengusaha ritel menyebut banjir yang melanda sejumlah kawasan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) pada awal tahun ini telah menimbulkan kerugian besar pada mereka.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menyebut potensi kerugian materiil yang dialami anggotanya akibat banjir tersebut mencapai sekitar Rp960 miliar.
Kerugian tersebut dibuat dengan memperhitungkan jumlah toko ritel terdata yang tutup akibat banjir. Selain itu, perhitungan juga dibuat dengan melihat jumlah penduduk terdampak banjir dan pengeluaran mereka pada setiap tahun baru.
Ia mengatakan data yang masuk ke organisasinya, jumlah toko ritel yang terkena dampak banjir dan harus tutup operasi mencapai 300 unit.
“Itu data sampai dengan Rabu (1/1) malam, masih belum banyak juga yang belum terdata,” ujarnya sebagaimana dilansir dari CNNIndonesia.com, Kamis (2/1/2020).
Sementara itu, untuk jumlah masyarakat yang terkena dampak banjir mencapai sekitar 32 ribu. Banjir tersebut telah membuat belanja mereka pada awal tahun terganggu.
“Dengan asumsi belanja per orang mencapai Rp100 ribu, jumlah penduduk terdampak 32 ribu dan ritel yang tutup 300, potensi kerugian akibat hilangnya income mencapai Rp960 miliar,” katanya.
Ia mengatakan kerugian tersebut masih bisa bertambah. Pasalnya sampai saat ini banjir masih menggenangi sejumlah wilayah.
Agar masalah tersebut tidak terjadi lagi, ia meminta kepada pemerintah untuk segera berbenah. Banjir melanda sejumlah kawasan di Jabodetabek pada awal 2020 ini.
Presiden Joko Widodo menyebut banjir disebabkan oleh kerusakan ekosistem dan ekologi. Selain itu, banjir juga disebabkan oleh kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan.
Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut banjir di wilayah Jabodetabek telah mengakibatkan 62 ribu orang mengungsi. Angka tersebut meningkat dua kali lipat dibanding data Rabu (1/1) malam yang masih 31.232 orang.
Roy mengatakan untuk membantu pengungsi tersebut, beberapa anggotanya berinisiatif memberikan bantuan berbentuk selimut maupun makanan kepada pengungsi. (tim)