EDITOR.ID, Jakarta,- Jakarta kembali diamuk virus Corona. Kali ini jumlah yang tertular virus mematikan tersebut memecahkan rekor tertinggi sejak Pandemi ini terjadi. Ada 4.144 warga yang terinfeksi virus. Rumah Sakit Darurat Covid terbesar di Indonesia, RS Wisma Atlet kewalahan menerima ledakan pasien.
Jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, masih terus mengalami tren penambahan sampai Kamis (17/6/2021) kemarin. Pasien di Wisma Atlet meningkat 600 persen dalam 9 hari.
Berdasarkan data terbaru pada pukul 08.00 WIB, jumlah pasien di RS Wisma Atlet sudah mencapai lebih dari 5.730 orang. Ada penambahan jumlah pasien dibandingkan sehari sebelumnya.
“Jumlahnya bertambah 179 orang dari hari kemarin. Semula 5.551 menjadi 5.730,” kata Koordinator Humas Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet Letkol TNI Laut M. Arifin dalam keterangan tertulis, Kamis.
Tren kenaikan ini mulai terjadi sejak Selasa, 18 Mei lalu, atau beberapa hari usai libur Idul Fitri. Saat itu hanya ada 900 pasien Covid-19 yang dirawat di RS Wisma Atlet.
Namun,jumlah pasien terus bertambah setiap harinya akibat pasien masuk lebih banyak ketimbang pasien keluar.
RS Wisma Atlet sempat hampir penuh karena hanya memiliki kapasitas 5.994 tempat tidur.
Pada Selasa (15/6/2021), pengiriman pasien positif Covid-19 ke RS Wisma Atlet sempat disetop guna menyiapkan tempat tidur tambahan.
Letkol Arifin meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik rem darurat penanganan Covid-19 dengan memberlakukan kembali regulasi ketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti yang pernah diterapkan pada 2020 silam.
Permintaan itu ia sampaikan Arifin merujuk pada kenaikan pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, sebanyak 200-400 pasien baru setiap harinya. RS Covid dadakan itu pun kini mulai kewalahan.
?Jakarta sekarang masih macet, bagaimana ini pemerintah provinsinya? Ini kebijakan harus sinergis saat ini. Segera lakukan PSBB seperti awal, kecuali memang mau warganya kolaps, silakan,? kata Arifin.
Arifin menilai, kebijakan yang diterapkan pada April 2020 lalu di Ibu Kota dengan regulasi ketatnya mampu menurunkan sebaran kasus covid-19 di DKI. Sementara dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berskala mikro, menurutnya, tak cukup signifikan mengendalikan pandemi.
Buktinya, kata dia, kasus Covid-19 masih mengalami lonjakan 3-4 pekan pascalebaran. Data per Selasa (15/6/2021) pukul 08.00 WIB mencatat terjadi penambahan pasien Covid-19 mencapai 398 pasien baru. Sehingga, kini Tower 4,5,6, dan 7 Wisma Atlet telah terisi 5.453 pasien yang terdiri dari 2.685 pasien pria dan 2.768 pasien wanita.
Ia membandingkan dengan sebelumnya ketika keterisian Wisma Atlet sempat stagnan pada Maret-Mei dengan jumlah sekitar 1.000 pasien yang dirawat. Namun 2-4 pekan pasca lebaran, mulai terjadi kenaikan kasus mencapai secara signifikan.
?PPKM mikro tidak efektif, karena kalau efektif lebaran tidak akan terjadi lonjakan seperti ini,? ujarnya.
Lebih lanjut, Arifin saat ini menyebut jumlah antrean warga dan ambulans di Wisma Atlet tak bisa terelakkan lagi. Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) Wisma Atlet mencapai 68,72 persen.
BOR memang terlihat mengalami penurunan, namun menurutnya hal itu terjadi setelah terdapat penambahan tempat tidur mencapai 1.400 buah dalam dua hari terakhir. Kini, tempat tidur Wisma Atlet bertambah kapasitas menjadi 7.394 setelah sebelumnya berjumlah 5.994 tempat tidur
?Ini sudah ditambah kapasitas kamarnya, sekarang ya Wisma Atlet lampu kuning menuju merah, tetap waspada,? pungkasnya. (tim)