Berhasil Turunkan Angka Perundungan, Yayasan Plato Perluas Dukungan Program Roots di Wilayah Jawa timur

Workshop Yayasan PLATO

Yayasan PLATO adakan workshop penguatan dukungan dan perluasan?perluasan program ROOTS di Indonesia dengan melibatkan unsur pentahelix di Jawa Timur yang diadakan di Yello Hotel, Surabaya, Jumat (10/12).

Unsur pentahelix yang terlibat dalam kegiatan ini yakni Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, fasilitator nasional wilayah jawa, fasilitator guru, agen perubahan ROOTS, akademisi, media dan perusahaan.

Direktur Plato Foundation Dita Amalia mengungkapkan bahwa penanganan kasus perundungan penting melibatkanya banyak pihak. “Perlu kolaborasi yang melibatkan unsur pentahelix untuk merespon dan menangani kasus perundungan di sekolah,” ungkapnya.

Menurut Dita, upaya pencegahan kekerasan, yang di dalamnya termasuk unsur perundungan menjadi bagian dari upaya melindungi anak, selaras dengan capaian dalam?RPJMN 2020-2024 dan juga Permendikbud 82/2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan di Satuan Pendidikan.?Karena dalam tataran global, perundungan saat ini dianggap masalah yang pelik.

“Pencegahan kekerasan juga menjadi salah satu upaya penguatan karakter siswa didik melalui promosi profil Pelajar Pancasila. Terobosan program pencegahan perundungan berbasis sekolah dikenal sebagai ROOTS telah dikembangkan oleh UNICEF bersama Pemerintah Indonesia, akademisi, serta praktisi pendidikan dan perlindungan anak,” jelas Dita.

Dengan adanya program ROOTS, Dita mengatakan pihaknya pada 2017 mampu menekan angka perundungan hingga 29,6% di sekolah tingkat SMP di Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.

Menurut Dita, keberhasilan ROOTS ini karena pendekatannya dalam mengembangkan iklim positif di sekolah lewat kegiatan yang diinisiasi oleh para agen perubahan dalam mengkampanyekan pesan positif dan bahaya perundungan di lingkungan sekolah mereka menimba ilmu.

Tak hanya menarget para siswa, hingga saat ini Yayasan PLATO telah melatih para fasilitator Nasional ROOTS yang bekerja sama dengan dukungan UNICEF telah melaksanakan tugasnya memfasilitasi fasilitator guru pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diselenggarakan oleh PUSPEKA- Kemendikbudristek.

Fasilitator guru ini bertugas dalam membimbing para agen perubahan dalam menerapkan ROOTS di sekolah. Karena agen perubahan-lah yang menjadi ujung tombak program.

“Agen perubahan inilah yang menjadi ujung tombak dari program ini, dimana pencegahan perundungan dilakukan oleh siswa dan untuk siswa,” imbuh Dita.

Dalam survei yang diadakan oleh PLATO dengan menyasar 2442 siswa di sekolah penggerak, 97% menganggap bahwa agen perubahan mampu mencegah perundungan di sekolah.

Survei itu juga menemukan fakta bahwa tingginya dampak dan minimnya fasilitas konseling, sebesar 75% para responden mengaku tidak mengetahui informasi atau keberadaan layanan pengaduan untuk penanganan perundungan dan sebanyak 89,8% korban perundungan mengalami sedih, depresi dan menyendiri.

Dari beberapa temuan itu, PLATO meyakini bahwa dampak positif perlu diperkuat, dilanjutkan dan diperluas khususnya di Jawa Timur.

Dita berharap bahwa capaian positif ini bisa terus dijaga dengan keterlibatan pentahelix dalam agenda?mencegah dan menghentikan perundungan di sekolah untuk melindungi dan menyelamatkan anak.

“Kita berharap ada dukungan terhadap keberlanjutan dan perluasan program ROOTS Indonesia wilayah Jawa dari Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) serta unsur pentahelix terkait di Wilayah Jawa,” tandas Dita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: