Belajar Melestarikan Kehidupan di Pesantren Rumah Bambu Abah Jatnika

Menanam bambu untuk satu rumpun akan menghasilkan tiga ratus batang bambu. Jika ditanam di lahan satu hektar dengan seribu rumpun maka akan muncul dua ratus ribu batang bambu yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan bisa mengatasi kemiskinan.

Abah Jatnika Bapaknya Bambu Indonesia

“Ada pun manfaat lingkungan itu sangat jelas. Satu batang bambu bisa menghasilkan satu koma dua kilogram oksigen. Akarnya bisa menyerap sembilan puluh persen air hujan,” ujar Abah Jatnika dalam wawancara bersama wartawan EDITOR.ID, Edi Winarto diantara rerimbunan Pohon Bambu di Padepokannya, Pesantren Bambu di Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

Khairil Hamzah Menikmati Rerimbunan Pohon Bambu di Kawasan Asri Rumah Bambu nan Sejuk dan Tenang. Pikiran Tenang dan Batin Bahagia berada di Rumah Bambu

Bambu menurut Abah Jatnika juga sangat bermanfaat sebagai tempat penyimpanan air. Air hujan akan disimpan di dalam batang bambu dan akan keluar melalui mata air. Sehingga pohon bambu akan menghasilkan banyak mata air.

“Bambu juga tempat menyimpan air yang baik. Begitu hujan turun airnya bisa disimpan di batang bambu sebanyak 90 persen dan begitu musim kemarau bambu tersebut bisa mengeluarkan air. Serabut bambu juga berguna untuk menjernihkan air karena akarnya bisa menjalar hingga 50 meter,” terang Abah.

Bambu juga bermanfaat besar buat kesehatan. “Jenis bambu tertentu sangat bermanfaat bagi kesehatan yakni asam urat, penyakit dalam, jantung, diabetes, tapi jenis bambu tertentu, caranya daunya direbus kemudian airnya diminum,” papar Abah Jatnika.

Surga Bambu

Menurut Abah, Indonesia merupakan surga bambu. Bagaimana tidak, terdapat sekitar 156 spesies bambu di seluruh dunia, 90 spesies endemiknya ada di Indonesia. “Namun saat ini keadaannya darurat karena bambu semakin berkurang jumlahnya di Indonesia,” katanya.

Kondisi ini menjadi alasan Abah mendirikan Yayasan Bambu Indonesia. Ia ingin yayasan ini menjadi wadah untuk pelestarian, pembibitan, pelatihan dan pendidikan bagi siapapun yang ingin belajar serta menjadikan bambu sebagai komitmen dan kreativitas menuju Indonesia yang lebih besar.

Abah Jatnika dalam wawancara bersama wartawan EDITOR.ID, Edi Winarto diantara rerimbunan Pohon Bambu di Padepokannya, Pesantren Bambu di Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

“Ketika saya ke luar negeri banyak orang yang bilang sangat kagum dan memuji Indonesia yang memiliki beragam jenis bambu. Saya pikir-pikir seharusnya rasa kebanggaan, kagum, dan memiliki ada juga di masyarakat Indonesia sehingga bambu tetap tumbuh dan terjaga. Intinya hanya satu, jangan sampai punah,” tegasnya.

Ia berharap Yayasan Bambu Indonesia bisa terus berkembang dan bisa mengedukasi banyak orang sehingga ada rasa untuk menjaga bambu ini. “Kalau kita tidak menanam bambu, berarti kita melupakan sejarah kita, kalau kita tidak menanam bambu kita tidak bisa bernafas, kalau kita tidak menanam bambu bencana alam akan terjadi,” katanya.

Abah Jatnika Bapaknya Bambu di Indonesia

Abah Jatnika lahir di Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 2 Oktober, 70 tahun silam.  Abah Jatnika merupakan salah satu pendiri Yayasan Bambu Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: