Pembelaan Soni Buat Tukang Kopi Pejabat DKI

Charmadi menemui Plt Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono

Jakarta, EDITOR.iD,– Raut muka Charmadi mendadak terharu bahagia. Tak terasa airmatanya meleleh. Pegawai rendahan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta ini tak menyangka Pelaksana Tugas (Plt) Soni Sumarsono bakal menyelamatkan nasibnya.

Ceritanya, kamis siang (5/1/2017) itu Charmadi memberanikan diri berpamitan ke Plt Gubernur DKI Soni Sumarsono. Pria asal Kutoarjo Jawa Tengah ini diberhentikan Biro Umum Pemprov DKI Jakarta sebagai tukang membuat minuman kopi dan teh buat rapat-rapat pejabat DKI. Namun ia justru mendapat berkah besar ketika bertemu Soni di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta.

Mengenakan baju coklat lusuh berpeci hitam agak miring, Charmadi agak takut-takut mengendap mendekati Pendopo Balai Kota. Ia duduk tertunduk lesu di sudut ruangan pendopo. Tiba-tiba ia dipanggil petugas pengaduan Pemprov DKI dan diperkenankan bertemu Soni. Saat bertemu Soni, Charmadi hanya mengucapkan satu kata ia ingin berpamitan karena sudah tidak lagi dipekerjakan di Pemprov DKI.

Plt Gubernur DKI Jakarta Soni dikenal supel dan perhatian kepada wong cilik. “Lho kok buru-buru mau kemana, kita ngobrol dulu,” kata Soni kepada Charmadi yang hendak beranjak pergi. Soni bertanya kenapa Charmadi berpamitan. Kemudian Charmadi bercerita bahwa dirinya tidak lagi bekerja di pemprov DKI sebagai PHL karena masa tugasnya tidak diperpanjang. Ia tidak lolos dalam test seleksi yang dilakukan oleh pemprov.

Saat ditanya mengapa tidak lolos seleksi Charmadi mengaku tidak tahu alasannya. “Alasannya nggak tau, dari sekian orang hanya saya yang nggak masuk,” ujar Charmadi yang hari ini telah mengemasi barang-barang dan pakaiannya untuk pulang ke Citayam.

Padahal, lanjut Charmadi dirinya sudah bekerja 33 tahun melayani sembilan gubernur DKI Jakarta dari tahun 1977 sejak Gubernur Tjokropranolo hingga plt gubernur. Pekerjaannya sebagai tukang masak dan menyiapkan minum untuk keperluan rapat-rapat pimpinan di Balai Agung.

Mendengar cerita Charmadi Soni jadi prihatin dan merasa heran. Kenapa orang kecil seperti Charmadi jadi korban sistem rekruitmen PHL di DKI. “Meski aturannya PHL diprioritaskan bagi yang ber KTP DKI, mbok ya tetap ada rasa kemanusiaan, pak Charmadi ini kan sudah lama mengabdi untuk Pemprov DKI, mbok ya dihargai orang tua,” kata Soni dengan nada iba.

Soni Sumarsono adalah sosok pemimpin yang sangat peduli nasib orang kecil seperti Charmadi. Maka ia kecewa melihat Charmadi dizdalimi, diberhentikan dari pengabdiannya. Padahal pekerja lepas harian ini sudah mengabdi di Pemprov DKI selama 33 tahun bekerja pada 9 Gubernur.   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: