Hadapi Ancaman Krisis Energi Saatnya Beralih Gunakan Gas

Jakarta, EDITOR.ID,- Indonesia dalam lima tahun ke depan bakal mengalami ancaman krisis energi. Cara mengatasinya dengan mengkonversi penggunaan BBM pada kendaraan pribadi dengan energi gas. Karena Indonesia memiliki kandungan cadangan gas terbesar di dunia. Sehingga harga energi gas disini jauh lebih murah dibanding BBM.

Bambang Dwi Januarto, lead external SKK Migas mengatakan, sebetulnya saat ini Indonesia sudah mengalami krisis energi jika ditinjau dari konsumsi BBM. Karena produksi kita hanya 830 ribu per barrel minyak mentah per hari. Sementara konsumsi minyak Indonesia sudah mencapai 1,6 juta barrel per hari.

“Artinya kita sudah defisit sekitar 800 an ribu per barrel per hari,” ujar Bambang Dwi Januarto saat ditanya Editor.id usai menjadi pembicara dalam Diskusi bertema Energi Ramadhan di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Interstudi, Jakarta, Rabu (14/6/2017)

Belum lagi, lanjut Bambang, jika kita bicara soal BBM. Kemampuan kilang minyak dalam negeri baru mencapai satu juta barrel per hari, padahal konsumsi minyak kita 1,6 juta barrel per hari. Sehingga dibutuhkan impor BBM dari luar sebanyak 600 ribu barrel perhari.

“Jika ditambah dengan impor minyak mentah 800 ribu barrel per hari, jadi total impor minyak kita mencapai 1,4 juta barrel per hari, dan angka ini sangat luar biasa,” papar Insinyur alumni ITB ini.

Bagaimana dengan upaya menggenjot produksi minyak? Sumur-sumur yang ada saat ini bisa dioptimalkan, terutama pencarian cadangan minyak baru. “Namun kendalanya sumur-sumur kita sudah tua, dan kita punya persoalan dengan investasi untuk membawa teknologi yang baru, untuk menguras sumur minyak yang sudah secondary atau third recovery fase dibutuhkan teknologi yang mahal,” katanya.

Jika sumur tua itu dieksplorasi lagi maka membutuhkan investasi yang tidak sedikit. “Karena teknologi dan bahan kimia yang kita butuhkan, dan itu tidak kecil investasinya,” tambahnya.

Oleh karena itu pemerintah saat ini sedang berupaya untuk mengatasi krisis energi. Caranya?

Pertama, dimulai dari diri sendiri melakukan penghematan penggunaan BBM. Jadi pengurangan subsidi energi harus mulai dilakukan pemerintah. Sehingga tidak ada lagi subsidi BBM agar masyarakat lebih aware bahwa memang harga energi itu mahal dan wajib menggunakan lebih hemat.

Cara kedua dengan cara mengintensifkan produksi minyak yakni memperbanyak sumur-sumur minyak baru sehingga produksinya meningkat. “Atau mempermudah investasi baru, agar investasi lebih banyak di hulu migas, sehingga kita mendapatkan cadangan minyak baru, cadangannya meningkat maka produksi juga bisa meningkat sehingga mengurangi impor minyak kita,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: