EDITOR.ID, Semarang,- Sungguh tragis dan memilukan. Deborah Sriani Setyawati, 50, seorang ibu guru di Kota Semarang, Jawa Tengah harus mengalami nasib naas. Ibu Guru yang dikenal baik dan santun ini tewas ditangan putra sulungnya sendiri.
Polisi langsung gerak cepat menyelidiki penyebab kematian Deborah usai ditemukan korban tak bernyawa dan bersimbah darah di rumah ibunya, Mak Heni, di Jalan Senjoyo II/37B, Bugangan, Semarang Timur.
Satu hari kemudian polisi akhirnya menangkap putra sulung korban bernama Ruben, 25. Pria ini diduga kuat sebagai pelaku yang tega membunuh ibunya sendiri.
Ruben ditangkap aparat Polrestabes Semarang di sebuah rumah di daerah Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (22/6/2018) malam.
“Pelaku anak kandungnya sendiri (Ruben). Ditangkap di Ungaran,” ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abioso Seno Aji sebagaimana dilansir dari Radar Semarang, Sabtu (23/6/2018).
Setelah dilakukan penangkapan, Ruben dibawa ke Mapolrestabes Semarang untuk dilakukan pemeriksaan. Namun demikian, Abioso belum bersedia memberikan keterangan secara detail terkait motif kasus pembunuhan ini.
“Penyidik masih bekerja, motif masih dikembangkan. Apapun alasannya ini benar-benar kejam, kok anak kandung tega membunuh ibunya sendiri yang telah melahirkanya,” katanya. Saat ini, Ruben masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polrestabes Semarang.
Dugaan kuat Ruben menjadi pelaku pembunuhan ibunya sendiri juga disampaikan oleh putra bungsu korban, Henemia Bayu Sunarto Putra , 21, dan juga Suyud, pria yang bekerja sebagai penjaga perumahan di tempat tinggal orangtua korban.
“Anaknya yang nomor dua (Bayu) melihat ibunya terakhir keluar dari rumah Selasa sekitar pukul 08.00. Saya juga melihat dia dibuntuti anak pertamanya di kediaman Mak Heni Selasa pagi itu,” kata Suyud.
Menurut keterangan Suyud, banyak tetangga yang melihat perilaku Ruben. Tak jarang pemuda ini berbuat kasar dengan ibu kandungnya ketika kemauannya tidak dituruti. Suyud juga sering mendengar cerita perilaku Ruben dari para tetangga.
“Kalau tidak diberi uang, main pukul. Dia sering kasar sama ibunya sendiri. Orangnya (Ruben) masih muda, sudah putus sekolah,” jelasnya.
Suyud menjelaskan, para tetangga juga merasa kaget ketika mendengar Debi –sapaan Debora– ditemukan tewas bersimbah darah di rumah ibunya, Kamis (21/6/2018) sore lalu. Sebab, wanita yang sehari-hari menjadi guru di sekolah Terang Bangsa Semarang ini dikenal sosok yang baik dan santun.
“Orangnya baik, dia sering ke tempat orangtuanya, ngurusi Mak Heni (ibunya) setiap hari. Mak Heni ini sudah tidak bisa jalan, ngomong masih bisa jelas, namun agak tergagap-gagap,” katanya.
Sebelum peristiwa tragis itu terjadi, lanjut dia, korban sempat ngobrol dengan dirinya. Debora kerap curhat kepada Suyud.
“Sebelum meninggal, Debi sering curhat sama saya soal anak pertamanya yang sering kasar ketika meminta uang kepadanya. Ya, mungkin Mak Heni tahu kejadiannya, cuma tidak bisa apa-apa karena kondisinya lumpuh dan berbicaranya agak sulit,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Debora Sriani Setyowati, 50, ditemukan tewas bersimbah darah di rumah ibunya Jalan Senjoyo II/37B, Kelurahan Bugangan, Kecamatan Semarang Timur, Kamis (21/6/2018) sekitar pukul 18.30.
Saat ditemukan, terdapat sejumlah luka di bagian kepala, dan bercak darah yang sudah mengering. (tim)