Pj. Gubernur Jawa Barat Dorong Legok Nangka Jadi Solusi Darurat Sampah

Bandung, Jawa Barat, EDITOR – Penanganan sampah di Kota Bandung perlahan sudah menunjukkan titik terang. Sampah-sampah yang berada di tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) sudah mulai diangkut.

Pj Gubernur Jawa Barat (Jabar), Bey Triadi Machmudin mengatakan, sampah di TPS kini sudah mulai tidak meluber ke jalan. Kejadian darurat sampah di TPS, harus dijadikan momentum perubahan dalam menangani masalah sampah dari hulu sampai ke hilir.

“Harus jelas pemilahan sampahnya. Camat dan lurah harus aktif mengedukasi masyarakat cara memilah sampah yang benar,” ujar Bey, saat monitoring ke tiga TPS (TPS Babakan Siliwangi, Tamansari, dan Bengawan) di Kota Bandung, Kamis (21/9/2023).

Ia mengungkapkan, Pj Wali Kota Bandung berjanji optimis mampu menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Bandung selama 3 bulan ini. Tentunya sesuai dengan prosedur dan proses yang lebih baik.

“Permasalahan sampah ini selesai dengan prosedur dan proses yang lebih baik. Sudah ada beberapa kawasan bebas sampah (KBS) di Kota Bandung, salah satunya Maleer. Ini yang harus direplikasi ke tempat-tempat lain,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, masyarakat Kota Bandung memproduksi 1.500 ton sampah per hari. Sedangkan yang dikirim ke Sarimukti 1.200 ton, yang mana 900 ton di antaranya merupakan sampah organik.

“Jadi, kalau bisa diolah di rumah tangga langsung, itu akan sangat membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA,” ucapnya.

Selain itu, Bey juga akan terus mendorong Legok Nangka untuk bisa segera beroperasi. Jika sesuai tahapan dari Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), November 2024 baru akan dimulai konstruksi.

“Kami minta prosesnya dimajukan agar bisa mulai lebih cepat. Sarimukti untuk 2 tahun ke depan masih aman. Harapannya sebelum 2 tahun itu, sampah sudah bisa dipindahkan ke Legok Nangka,” aku Bey.

Namun, sampai saat ini Sarimukti akan tetap dioptimalisasi. Hari ini (Kamis 21 September 2023), ada waterboom yang akan diturunkan untuk memadamkan titik api di sana. Sebab masih ada 5-20 persen titik api.

Selain itu, ia mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga berencana untuk menggunakan lahan di Cijeruk, Sumedang sebagai TPA.

“Tapi kita perlu kehati-hatian jangan sampai ada konflik. Sosialisasi ke masyarakat harus dengan baik dan jangan memaksakan,” pungkasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: