Tanzania, Afrika, EDITOR.ID. Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) badan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan bahwa Guinea Ekuatorial mengkonfirmasi wabah penyakit langka yang pertama.
Pengumumkan WHO tersebut mengonfirmasi wabah pertama penyakit virus Marburg setelah satu sampel dinyatakan positif.
Awalnya telah ditemukan 9 kematian dan 16 kasus yang dicurigai juga dikaitkan dengan wabah virus Marburg tersebut.
Sebelumnya telah terjadi wabah sporadis virus di seluruh Afrika sub-Saharaopens in a new window, dan kasus yang jarang terjadi pada pelancong, kini diketahui kebanyakan setelah kembali dari negara-negara di Afrika.
Meski belum terdeteksi di Indonesia, sebaiknya kita kenali bagaimana cara penularan virus Marburg ini. Penyakit belum ada pemunahnya atau obatnya ini telah menewaskan 5 warga Tanzania.
Otoritas kesehatan di Tanzania – Afrika setempat sedang memantau 161 kontak diduga karena berisiko terkena infeksi virus Marburg.
Kementerian Kesehatan RI
Dari paparan diatas dapat dikatakan virus Marburg patut diwaspadai di Indonesia.
Apalagi, virus ini memiliki fatalitas atau tingkat kematian yang cukup tinggi, yakni sebesar 88 persen.
Juru bicara dari Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril menulis di media sosial (medsos) resmi mengatakan, waspada dan meminta masyarakat untuk tidak lengah terhadap ancaman virus Marburg.
“Kita perlu tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap penyakit virus Marburg,” tulis Mohammad Syahril, Selasa (28/3/2023).
Belum ada Vaksin untuk menyembuhkan dari serangan Virus Marburg.
Saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan antivirus untuk demam berdarah ini, yang dapat menyebabkan penyakit parah dan kematian.
Hingga saat ini Virus Marburg telah dipelajari oleh komunitas ilmiah — sejauh ini tentang penyakit virus Marburg tersebut.
Sejarah – Taksonomi Virus Marburg
Penyakit virus Marburg sudah dipastikan menyerang manusia dan juga hewan primata maupun non-manusia, hal ini disebabkan oleh virus RNA bawaan hewan yang unik secara genetik dari keluarga filovirus (keluarga yang sama dengan virus Ebola).
Kasus manusia pertama yang diketahui dari penyakit virus Marburg dilaporkan pada tahun 1967 di Marburg dan Frankfurt, Jerman, dan di Beograd, Yugoslavia (sekarang Serbia), ketika pekerja laboratorium yang menangani monyet hijau Afrika yang diimpor dari Uganda jatuh sakit, diikuti oleh beberapa penyedia layanan kesehatan dan keluarga.
Anggota keluarga yang terjangkit berdasarkan penelitian — dengan total 31 kasus, menurut CDC.