EDITOR.ID, Boyolali – Ribuan warga Boyolali turun ke jalan memprotes pernyataan Prabowo Subianto mengenai ‘tampang Boyolali’ yang dinilai merendahkan harga diri orang Jawa. Tak cuma warga biasa, bupati dan Ketua DPRD juga bergabung. Aksi itu disebut sebagai reaksi atas pidato nyinyir terhadap kampung halaman mereka.
Dalam salah satu bagian dalam pidato itu, Prabowo membicarakan mengenai belum sejahteranya masyarakat saat ini. Namun Prabowo “kepleset perkataan” saat memberi ilustrasi tentang ketimpangan sosial dengan menyebut ‘tampang Boyolali’ akan terasing jika memasuki hotel-hotel mewah di Jakarta.
“Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini. Betul?” kata Prabowo kepada para pendukungnya.
Pernyataan ini ditafsirkan warga Boyolali sebagai pelecehan dan penghinaan karena menyebut tampang Boyolali tak pantas masuk hotel mewah.
Pidato Prabowo langsung mendapat reaksi kemarahan warga Boyolali. Mereka tidak terima dihina dan dilecehkan sebagai tampang warga orang miskin. Selang sehari sejak pidato Prabowo tersebut viral di media sosial, warga Boyolali langsung turun ke jalan menggelar aksi mengecam pernyataan Prabowo.
Ribuan orang tumpah di jalanan Boyolali Kota. Ada dua lokasi konsentrasi massa, yaitu di gedung Mahesa dan di jalan Pandanaran, khususnya di simpang siaga dan monumen susu segar.
Mereka pawai naik sepeda motor keliling kota, tak sedikit yang melepas knalpotnya.
Sebagian dari mereka juga membawa spanduk dan poster dengan berbagai tulisan, antara lain #SaveTampangBoyolali, #2019TetapTampangboyolali, Tolak Prabowo, Prabowo Harus Minta Maaf, Tolak Rasis di Indonesia, Boyolali Bermartabat dan lain-lainnya.
Ketua aksi demo Subagio mengatakan warga Boyolali terusik oleh pernyataan seorang calon presiden yang dinilai mereka menghina harkat martabat warga Boyolali dengan menyatakan tampang boyolali mirip orang miskin yang diusir dari hotel mewah jika masuk kesana.
Tak hanya warga, sejumlah tokoh Boyolali juga ikut turun dalam aksi ini. Bupati Boyolali Seno Samodro, Wakil Bupati Said Hidayat, Ketua DPRD Boyolali S Paryanto, juga ikut bergabung turun ke jalan. Sejumlah tokoh pun ikut orasi dalam aksi yang berlangsung di gedung Balai Sidang Mahesa.
“Seperti Anda lihat, di Balai Sidang Mahesa ini ada panggung Forum Boyolali Bermartabat. Banyak orasi, spanduk-spanduk, menyampaikan unek-uneknya, aspirasi masyarakat yang menanggapi sebagai reaksi pidato Prabowo yang nyinyir terhadap Boyolali,” kata Bupati Seno Samodro, kepada para wartawan usai orasi, Minggu (4/11/2018).
Bupati Boyolali Seno Samodro, Wakil Bupati Said Hidayat, Ketua DPRD Boyolali S Paryanto yang hadir dalam aksi demo ikut melakukan orasi menanggapi pidato Prabowo.
Seno Samodro menyerukan agar tidak memilih Prabowo dalam Pilpres mendatang. Seruan itu adalah dampak dari pernyataan Prabowo yang dinilai merendahkan warga Boyolali dalam pidatonya.
“Saya tegaskan, karena ini Forum Boyolali Bermartabat, tidak usah menjelek-jelekkan Prabowo. Kita sepakat tidak akan memilih calon presiden yang nyinyir terhadap Boyolali. Setuju?” kata Seno Samodro dalam orasinya di depan ribuan warga Boyolali, di aksi yang berlangsung di gedung Balai Sidang Mahesa, Boyolali Minggu (4/11/2018).
Selain di gedung tersebut, aksi memprotes pernyataan Prabowo mengenai ‘tampang Boyolali’ itu juga berlangsung di Jalan Pandanaran, Boyolali. Bupati meminta warga yang menggelar aksi tetap menjaga kondusivitas Kabupaten Boyolali dan tak berbuat anarkis.
“Silakan melakukan ekspresi dengan sepeda motor, orasi dan apapun bentuknya. Tapi satu kata, bupati tidak mengizinkan menggunakan kesempatan ini dengan hal yang bersifat anarkis. Itu yang tidak boleh,” tandasnya.
Seperti diketahui, potongan video dari pidato capres nomor 02 Prabowo Subianto mengenai ‘tampang Boyolali’ viral di media sosial. Pernyataan Prabowo yang menjadi viral itu diketahui ia sampaikan saat meresmikan Posko Badan Pemenangan Prabowo-Sandi Kabupaten Boyolali, Selasa (30/10) lalu. (rim)