“Lalu apa kerja Benyamin Davnie dan Pilar Saga untuk merealisasikan motto kota (Tangerang Selatan) ini? Sehingga masyarakat masih berlaku intoleran,” tegasnya.
Menurut Adam, proses hukum harus terus berjalan dan dikawal bersama-sama. Kendati begitu, lanjutnya, konsentrasinya juga harus dibagi lantaran kegagalan Benyamin-Pilar dalam merealisasikan motto Kota Tangerang Selatan, terutama dari sisi pembangunan sumber daya manusia.
“Harus ada evaluasi. Pemerintah Kota Tang-Sel jangan hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, melainkan harus gencar pada pembangunan Sumber Daya Manusia,” tambah, adam.
Polisi Masih Terus Selidiki Kasus Penganiayaan Mahasiswa Katolik Unpam
Polisi masih menyelidiki kasus ini. Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya menjelaskan, peristiwa terjadi pada Minggu (5/5/2024), sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu para mahasiswa tersebut tengah melaksanakan kegiatan doa Rosario di lokasi.
Karena sudah malam, kata Dhady, ketua RT setempat meminta agar para mahasiswa tersebut bubar. Hingga akhirnya terjadi keributan.
“Akhirnya sudah diingatkan sama tokoh sekitar, sama RT untuk bubar ternyata belum bubar juga. Akhirnya timbul tuh sedikit kegaduhan, sehingga ada keributan. Dilerai sama warga, yang merelainya tersebut, ya kena pukul karena orang banyak itu ya,” jelas Dhady saat dihubungi wartawan, Senin (6/5/2024).
Saat ini kasus tersebut telah dilaporkan ke Polres Tangerang Selatan. Penyidik, lanjut Dhady, masih melakukan serangkaian pendalaman kasus yang ada.
“Sampai sejauh ini masih kita klarifikasi di polres. Masih dalam pemeriksaan saksi,” katanya.
Tampang Ketua RT Provokator Pembacokan Mahasiswa Katolik Unpam Terlihat Cengar-Cengir
Mahasiswa Katolik Unpam menjadi korban penganiayaan sekelompok warga di Tangerang Selatan, Minggu (5/5/2024). Mahasiswa Katolik Unpam bahkan menjadi korban pembacokan saat sedang melaksanakan doa rosario.
Usut punya usut, provokator kasus pengeroyokan ini ternyata adalah Ketua RT setempat. Hal ini diceritakan oleh dua orang perempuan yang ikut melaksanakan ibadah Rosario.
Ketua RT itu mendadak datang sambil berteriak-teriak melarang mahasiswa beribadah. Bahkan, Ketua RT juga meminta mahasiswa untuk melakukan ibadah di gereja.
Sebagai informasi, doa rosario biasa dilakukan umat Katolik pada bulan Mei dan Oktober setiap tahun. Doa rosario dilaksanakan setiap hari di rumah-rumah warga yang menganut Katolik, atau biasa bergilir, dan tidak digelar di Gereja.
Netizen: “Jangan cuma dipecat, penjarakan juga. Masalahnya polisi berani apa gak?”
Tentu aksi sekompok warga melakukan penganiayaan dan pengusiran ini sangat meresahkan penganut agama Katolik. Sosok Ketua RT yang menjadi provokator pun turut viral di media sosial.