Ekosentrisme : Merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Seringkali disamakan. Kedua teori ini mendobrak cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas.
Pada biosentrisme, etika diperluas untuk mencakup komunitas biosentrisme. Sementara pada ekosentrisme, etika diperluas untuk mencakup komunitas ekologis seluruhnya Limit to Growth : Argumen tentang sifat krisis lingkungan. Green Politics menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi dua dekade terakhir merupakan akar krisis lingkungan.
Oleh karena itu alam menjadi obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam sebagai alat pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Sedangkan dalam batas-batas untuk pertumbuhan politik hijau berpandangan bahwa terdapat batas-batas tertentu bagi manusia untuk mengadakan perkembangan dan pertumbuhan.
Politik hijau fokus pada ekonomi politik dan ketidakadilan struktural yang melekat dalam ekonomi kapitalis modern juga berfokus pada teori marxis dan teori ketergantungan.
Selain asumsi diatas, terdapat pula kritik politik hijau terhadap negara. Politik hijau menganggap bahwa negara merupakan bagian dari dinamika masyarakat modern yang menyebabkan krisis lingkungan saat ini (dalam Burchill&Linklater 2009, 345).
Politik hijau mengusulkan untuk meninggalkan sistem praktek kedaulatan tradisional menuju suatu otoritas yang beragam. Jika demikian, aktor dalam politik hijau bukanlah negara. Aktor yang dalam pandangan ini adalah organisasi-organisasi non-negara seperti gerakan lingkungan Greenpeace, WWF, dll.
Organisasi tersebut memakai pandangan politik hijau untuk menghadapi krisis lingkungan yang terjadi. Tidak terbatas pada isu lingkungan, politik hijau juga memiliki tujuan atas ketidakadilan yang terjadi. Teori politik hijau juga memiliki fokus mengenai menciptakan sebuah keadilan. Keadilan yang dimaksudkan adalah yakni melalui adanya perhatian krisis lingkungan yang tidak merata di dunia.
Dengan mengekspos wilayah-wilayah yang tidak memiliki kebutuhan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya diharapkan menyadarkan manusia bahwa masih terdapat ketimpangan sumber daya bagi masyarakat lainnya.
Tema yang paling penting dari Green Politics untuk hubungan internasional adalah slogan “think globally, act locally”. Artinya adalah sementara masalah-masalah sosial ekonomi dan lingkungan global terjadi dalam skala global, masalah-masalah ini hanya bisa direspon dengan baik dengan cara menghancurkan struktur kekuasaan global dengan menggerakkannya melalui tindakan lokal dan konstruksi komunitas politik berskala lebih kecil dan ekonomi mandiri. Inilah yang disebut John Dryzek dalam Rational Ecology (1987) sebagai desentralisasi.