“Dia (FN) dalam chat tersebut mengajak untuk tidak melakukan pembatasan diri, tidak pakai masker, bahkan mengajak menyebarkan penyakit tersebut,” sambung dia.
Eko merinci, satu keluarga tersebut terdiri dari empat orang masing masing berinisial GH (50), LS (44), MAG (12), dan NMG (15).
“Kami duga saudari LS ini yang melakukan chatting di WhatsApp dengan FN lalu tersebar luas di media sosial,” ungkap dia.
Sementara terkait motif FN melakukan ajakan tersebut, Eko belum dapat memastikan tujuannya. Sebab, kata dia, pihaknya harus terlebih dahulu memastikan kebenaran dari chat tersebut.
Unggahan chat yang viral ini juga mendapatkan respons dari Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Usai menghadiri dukungan 14 parpol di Semarang, Walikota Hendrar Prihadi mengatakan, Dinkes Kota Semarang sudah turun tangan menangani kasus ini.
“Ya semua sudah tertangani dengan baik, kalau anda ingin tahu lebih detailnya bisa meminta penjelasan ke Kadinkes, empat orang yang terlibat dalam pembicaraan WA itu semua sudah dijemput Satgas dan dikarantina di Rumah Dinas sebagai tempat isolasi mandiri,” ujar Hendrar.
Sudah tertangani, Bu Lia di rumah dinas, Bu Fina isolasi mandiri dengan pengawasan — https://t.co/nAe8NPSr1x
— Hendi (Hendrar P) (@hendrarprihadi) September 19, 2020
Sementara, melalui akun Instagramnya, Dinkes Kota Semarang menyebutkan meski FN diisolasi mandiri di rumah, pihaknya melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitasnya.
“Bu Fina sendiri karena kondisinya masih merawat ibunya yang juga positif dan baru saja keluar dari RS, jadi belum bisa isolasi di Rumdin. Namun isolasi mandiri bu Fina dan ibunya diawasi oleh warga dan pemangku wilayah setempat secara ketat,” jelas akun tersebut. (tim)