Saya kenal Haryono itu. Saya selalu memanggilnya Ming. Nama Tionghoanya memang
Liu Ming Ming. Arek Suroboyo asli. Ming-lah yang mendampingi dokter Terawan. Mertua Ming memang punya pabrik obat besar di Surabaya. Yang selama ini juga memproduksi obat-obat resep dokter untuk pasien Covid-19.
Ming lulusan SD YPPI Kapasari, Surabaya. Lalu disekolahkan ke Singapura.
Ayahnya adalah kontraktor drilling minyak mentah. Maka Ming bisa langsung meneruskan kuliah di Amerika. Ia ambil ekonomi dan marketing. Sampai S-3 (PhD). Teman-teman sekolahnya di Amerika, kita sudah kenal semua: Erick Thohir, Sandiaga Uno, Moh Luthfi, dan Rosan Roeslani Semua sedang jadi menteri –mungkin Rosan menyusul entah jadi apa.
Jaringan Amerikanya itulah yang membuat Ming bisa dipercaya mengembangkan vaksin itu di Indonesia.
Amerika juga sangat percaya dengan kemampuan dokter Terawan. Apalagi Terawan sendiri yang memimpin tim Vaksin Nusantara ini.
Selama ini kita mengenal dokter Terawan dengan terobosannya. Terutama yang ia lakukan di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Yang sangat terkenal adalah di bidang ”brain wash”. Yang saya pernah menjalaninya dua kali –yang kedua bersama istri. Setelah itu Terawan memperkenalkan fasilitas baru lagi di Gatot Subroto: cure cell. Dari Jerman.
Ketika Dokter Terawan menjadi menteri kesehatan, tentu ia menginginkan Indonesia bisa ikut bersaing di bidang vaksin. Apalagi di dunia ini baru ada enam negara yang mampu bikin vaksin. Indonesia tentu bangga kalau bisa menjadi negara yang ketujuh.
Maka semua proses perizinan awal Vaksin Nusantara ini sudah selesai di zaman ia jadi menteri kesehatan.
Kalau Vaksin Nusantara bisa menjadi kenyataan saya pun berani bilang:
Terawan memang hanya sebentar menjadi menteri kesehatan tapi jejak yang ditinggalkannya sangat panjang dan dalam. Bagi bangsa ini.
Tentu ada nama lain yang harus disebut: Prof Dr Taruna Ikrar. Beliau orang Indonesia. Tapi menjadi dosen di University of California Irvine. Kampusnya sekitar 1,5 jam dari San Francisco ke arah Sacramento.
Aslinya Prof Ikrar dari Makassar. Masih kerabat dengan Kapolda Metro Jaya sekarang: Moh Fadil Imran. Setelah menjadi dokter dari Universitas Indonesia Ikrar pernah bertugas di Puskesmas Jakarta Selatan. Juga di beberapa daerah lainnya. Lalu ke Amerika Serikat.
Ketika Dokter Terawan menjadi menteri kesehatan, Prof Ikrar diangkat menjadi Ketua Konsil Kedokteran Indonesia. Itulah badan yang sangat menentukan dalam meregistrasi dokter. Baik lulusan dalam maupun luar negeri. Lalu memperbarui registrasi itu tiap lima tahun.