Tokoh Muda NU-Presiden Israel Bertemu Tuai Kecaman Publik, Ini Jawaban PBNU Sangat Mengejutkan!

Empat tokoh muda NU yang bertemu Presiden Israel tersebut antara lain Dr Zainul Maarif Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU yang juga sekaligus dosen Universitas NU. Sementara tiga tokoh muda NU lainnya berasal dari Fatayat NU, PWNU Banten, dan PP Pagar Nusa. Pertemuan tersebut menimbulkan kontroversial karena rakyat Indonesia sedang mengecam aksi serangan Israel yang keji.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (ketiga kiri) dalam konferensi pers di Kantor PBNU Jakarta, Selasa (16/7/2024). (ANTARA/Sean Filo Muhamad)

Ia menambahkan ketetapan tersebut merupakan ketetapan yang sudah lama diterapkan, bahkan sejak periode kepengurusan sebelumnya.

Inilah Pernyataan Lengkap PBNU Soal Lima Nahdliyin ke Israel

Berikut transkrip lengkap pemaparan Gus Yahya dalam konferensi pers tersebut.

Asalāmualaikum warahmatullāhi wabarakātuh.

Saya sengaja mengajak beberapa pimpinan dan penanggung jawab kelembagaan yang relevan untuk bertemu dengan teman-teman wartawan siang ini. Tadi sudah diperkenalkan. Yang paling kanan Ketua Tanfidziyah PWNU DKI, Pak Samsul Maarif. Kemudian Rektor Unusia, Pak Juri Ardiantoro. Sahabat Nabil Haroen Ketua Umum Pagar Nusa, dan Bendahara Umum Fatayat, Mbak Wilda Tusururoh.

Pertama, sepatutnya saya mohon maaf kepada masyarakat luas, seluruhnya, bahwa ada beberapa orang dari kalangan Nahdlatul Ulama yang tempo hari pergi ke Israel, melakukan engagement di sana. Kami mengerti dan sangat memaklumi, dan kami merasakan hal yang sama bahwa hal ini adalah sesuatu yang tidak patut di dalam konteks suasana yang ada saat ini.

Kami sudah mendapatkan konfirmasi dari lembaga-lembaga terkait di bawah PBNU ini, bahwa lembaga-lembaga ini, yang personelnya ada yang berangkat ke Israel itu, sama sekali tidak tahu menahu, tidak ada mandat kelembagaan, tidak ada pembicaraan kelembagaan. Sehingga yang dilakukan oleh anak-anak yang berangkat ke Israel tempo hari itu adalah tanggung jawab mereka pribadi dan tidak terkait dengan lembaga.

Perlu saya sampaikan di sini bahwa, pertama, kebijakan PBNU mengenai engagement, hubungan kerja sama dan lain sebagainya, adalah bahwa hubungan kerja sama kelembagaan, baik di lingkup domestik pada level nasional ataupun lebih-lebih lagi engagement internasional, harus melalui PBNU.

Dan ini sebetulnya ketetapan yang sudah lama sekali dibuat, sejak periode yang lalu. Semua engagement internasional, lebih-lebih, harus melalui PBNU. Bahkan, kalau ada pengurus di daerah, misalnya, hendak mengundang pejabat di tingkat nasional, juga harus melalui PBNU. Maka semua engagement yang tidak melalui prosedur tersebut, ini bukan engagement kelembagaan, dan organisasi tidak akan mengambil tanggung jawab di dalam engagement tersebut.

Kebijakan PBNU mengenai isu Israel dan Palestina ini sudah jelas, bahwa, pertama, NU secara kelembagaan, terutama, dan ini juga kami serukan kepada seluruh kader, terutama, dan juga warga NU, bahwa kita tidak akan melakukan engagement, tidak melakukan hubungan apa pun, dengan pihak mana pun, terkait Israel dan Palestina ini, kecuali untuk tujuan-tujuan membantu rakyat Palestina, tidak boleh ada tujuan lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: