EDITOR.ID, – Jember, Mendung duka menyelimuti langit Jember. Salah seorang putra terbaik NU Jember, Jawa Timur, H Alfan Jamil telah berpulang ke haribaan Allah SWT. Pak Alfan, sapaan akrabnya, diserang diabetes dalam beberapa tahun terakhir yang membuat kondisinya rapuh. Namun masih bisa melaksanakan rapat ke-NU-an secara pasif. Penyakit diabetes terus menggerogoti tubuhnya hingga dua kakinya harus diamputasi setahun yang lalu. Meski terus dilawan, namun penyakit yang dideritanya tak henti menyerang hingga menyebabkan ajal menjemputnya pukul 3.30, Senin (6/4).
“Betul, abah sudah wafat sebelum subuh,†ujar putra sulung almarhum, Muhamamd Alfian Helmy kepada Wartawan di rumah duka, Lingkungan Talangsari, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember.Semasa hidupnya, Pak Alfan yang lahir tanggal 8 April 1950 itu dikenal sebagai sosok atau pengurus NU yang gagasan-gagasanya cukup cemerlang dalam memajukan NU Jember. Ia tidak mengenal jabatan dalam bekerja dan memberikan sumbangsihnya kepada NU. Apakah saat menjadi Sekretaris maupun Wakil Ketua PCNU Jember, Pak Alfan selalu loyal untuk mengabdi. “Dalam posisi apapun, beliau tetap memberikan pemikiran-pemikiranya untuk NU Jember. Gagasan dan pemikirannya sangat dibutuhkan oleh NU. Beliau juga disiplin,†kata Rais Syuriyah PCNU Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad. Sedangkan Rektor IAIN Jember, H Babun Suharto menyebut almarhum sebagai sosok yang tulus dalam mengabdi untuk tugas yang diembannya. Hal itu bisa dilihat dari kegigihannya dalam menghadiri rapat, baik di kantor NU maupun di kantor masjid Jamik al-Baitul Amin Jember, meski kondisinya lemah. “Bahkan ia minta ditandu untuk hadir di acara masjid al-Baitul Amin,†jelas H Babun.
Sebelum wafat, posisi Pak Alfan di NU adalah A’wan PCNU Jember, juga menjadi Direktur Azka dan Wakil Ketua Umum Yayasan Masjid Jamik al-Baitul Amin, Jember. Salah satu ‘hasil’ kerjanya adalah berdirinya gedung Baladika NU yang terletak di sebelah timur Pesantren Nuris, Antirogo, Jember. Bersama KH Muhyiddin, Pak Alfan mempunyai peran yang besar dalam mewujudkan gedung tersebut. Boleh dikata, dialah arsiteknya.
Pak Alfan telah pergi untuk selamanya, namun peran dan sumbangan pemikirannya tak akan pernah hilang. Ketulusan dan keloyalannya dalam mengabdi, akan tetap hidup di dalam dada generasi muda NU. Selamat jalan wahai jiwa yang tenang. (DMQ)