“Sudah jelas, bukan masih ingin. Sudah jelas dari koalisi sebelumnya sampai dengan sekarang, tidak ada permintaan harus menjadi cawapres,” ujar Herzaky.
Namun kini Partai Demokrat sudah terlanjur basah mencabut dukungan dari Anies Baswedan dan memilih hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Keputusan itu diambil setelah Anies memilih Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB, sebagai cawapres.
Dalam kesempatan itu, Herzaky menyebut salah satu keputusan dalam pertemuan 38 DPD Demokrat hari ini adalah meminta DPP dan Majelis Tinggi agar menutup pintu dukungan kepada Anies Baswedan sebagai capres. DPD menegaskan tidak boleh terjadi kondisi cinta lama bersemi kembali (CLBK).
“Satu hal yang pasti, tidak ada kata CLBK. Ini masalah kehormatan partai yang dianggap dilukai dan dianggap dikhianati. Bahasanya seperti itu. Sehingga bagi mereka CLBK tidak mungkin terjadi,” kata dia.
Selain itu, Herzaky mengatakan sebagian besar DPD juga sudah mengusulkan agar Demokrat merujuk pada dua pilihan dan bahkan sudah mengerucut ke kubu tertentu. Namun demikian, ia mengaku tidak berani membeberkan dua pilihan tersebut.
Pun menurutnya usulan DPD bukan merupakan keputusan akhir, sebab hasil pertemuan ini akan ditindaklanjuti pembahasan di DPP dan Majelis Tinggi.
Teranyar, politikus PDIP Deddy Yevry Sitorus mengatakan pihaknya akan menjalin komunikasi secara intensif dengan Partai Demokrat mulai pekan depan. Keduanya siap membuka peluang untuk bekerja sama.
“Saya kira minggu depan akan ada pembicaraan yang intens gitu. Harapan kita begitu (pertemuan formal), Demokrat kan perlu juga proses recovery kan, mereka juga perlu berhitung segala macam. Kalau kita sih open saja,” kata Deddy, Jumat (8/9). (tim)