Sukhoi jenis ini merupakan pengembangan terbaru dari versi sebelumnya yaitu Su-27. Konon kabarnya pada 2017, militer Rusia mengoperasikan sebanyak 68 unit pesawat tempur ini.
Tak hanya digunakan untuk kepentingan militer sendiri, Sukhoi Su-35 juga diekspor ke China. Pada 2015, China menjadi pelanggan pertama Sukhoi Su-35 setelah diproduksi dengan jumlah banyak pada 2008. Saat itu China memesan sebanyak 24 unit pesawat tempur jenis ini.
Kalau soal kecanggihan dan kemampuan, pesawat ini dapat disandingkan dengan pesawat tempur generasi ke-4 yang diantaranya terdiri dari Eurofighter Typhoon, Dassault Rafale, F-15C Super Eagle atau F/A -18E Super Hornet.
Kendati demikian, Prabowo enggan menjelaskan secara detail kapan kesepakatan pembelian Sukhoi itu akan disepakati kedua negara dan waktu pengirimannya ke Tanah Air. Namun yang pasti pesawat tempur dengan harga selangit itu merupakan salah satu yang terbaik di kelasnya.
Karena Prabowo juga dikabarkan tertarik melirik jet tempur Dassault Rafale buatan Prancis. Tidak tanggung-tanggung, Indonesia berniat memborong 48 Rafale ke Indonesia untuk memperkuat alat utama sistem pertahanan yang digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Rafale bukan merupakan pesawat baru di dunia dirgantara internasional. Rafale diketahui terlibat dalam banyak misi sejak digunakan oleh angkatan bersenjata Prancis.
Melansir Dassault Aviation, Angkatan Udara dan Laut Prancis telah melibatkan Rafale dalam serangkaian misi di Afghanistan sejak tahun 2006 hingga 2011. Dalam misi itu, Rafale menunjukkan kemampuannya sebagai jet tempur yang handal.
Rafale diklaim tepat sasaran ketika menembak target menggunakan roket modular udara ke darat HAMMER, bom berpemandu laser PAVEWAY, hingga meriam 30 milimeter.
Pada tahun 2011, Rafale juga terlibat dalam misi yang dilakukan angkatan bersenjata Prancis di Libya. Dalam kesempatan itu, Rafale diklaim melaksanakan seluruh spektrum misi yang dirancang, seperti unggul di udara; presisi menyerang dengan roket HAMMERS dan rudal berpemandu laser; menyerang dengan tepat dengan rudal jelajah SCALP.
Selain itu, Rafale juga melakukan pengintaian, pengawasan, Tactical Acquisition and Reconnaissance (ISTAR), Strike Coordination And Reconnaissance (SCAR).
“Selama konflik Libya, ratusan target seperti tank, kendaraan lapis baja, penempatan artileri, tempat penyimpanan, pusat komando dan sistem pertahanan udara (SA-3 Goa dan SA-8 Peluncur Gecko fixed dan mobile SAM) dipukul dengan akurasi yang menghancurkan oleh kru udara Rafale,” tulis laman Dassault Aviation.