EDITOR.ID, Jakarta,- Kepala Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Dwi Soetjipto menargetkan produksi minyak dalam negeri pada 2030 akan kembali mencapai 1 juta barel per hari. Saat ini produksi minyak per Oktober 748 ribu barel per hari dan 7,2 miliar standar kaki kubik gas per hari.
Hal ini disampaikan Dwi Soetjipto saat menjadi keynote speech pada acara Join Convention Yogyakarta (JCY) 2019 yang diselenggarakan oleh IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia), HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia), IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia), dan IAFMI (Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Migas Indonesia).
Konferensi ini digelar pada tanggal 26 November 2019 di Hotel Tentrem Yogyakarta. Acara JCY 2019 mengambil thema “Toward Massive Exploration and Maximizing Undeveloped Resources”
Kegiatan dihadiri oleh sekitar 900 peserta dan menampilkan 650 makalah yang berbentuk presentasi dan poster dari para penggiat migas dan akademisi.
Menurut Dwi Soetjipto, saat ini Indonesia memiliki 128 cekungan migas, di mana baru 54 yang sudah dieksplorasi dan diproduksi. Sedangkan sisanya, 74 cekungan belum dieksplorasi.
“Belum tereksplorasinya cekungan migas ini karena berada di daerah yang terlalu frontier, hingga fasilitas yang kurang memadai dengan potensi yang tidak terlalu besar, sehingga keekonomiannya tidak memadai untuk investor,” papar mantan Dirut PT Pertamina ini.
Selain itu khusus wilayah Indonesia timur, lanjut Dwi, tantangan eksplorasi yang dihadapi adalah berada di area laut dalam. Kendala lain belum tertariknya investor menanamkan investasi di sektor eksplorasi minyak bumi karena harga minyak dunia fluktuatif dan iklim investasi di Indonesia belum kondusif.
“Saya berharap acara ini dapat membantu mencari solusi untuk mengembangkan daerah berpotensi dengan lebih efektif dan efisien,†kata Dwi.
Tingginya jumlah presentasi dan poster menunjukkan adanya inovasi dan room of improvement dalam rangka meningkatkan kinerja industri hulu migas nasional.
Pada paparannya Kepala SKK Migas menyampaikan Indonesia saat ini memproduksikan minyak kurang lebih 748.000 barel minyak per hari dan gas 7.200 mmscfd (data per-30 Oktober 2019), dimana hal tersebut menggambarkan penurunan secara total kurang lebih 5% dibandingkan dengan produksi tahun lalu.
Hal ini menunjukkan berbagai upaya dan kerja keras yang telah dilakukan oleh SKK Migas dan Kontraktor KKS sehingga penurunan produksi secara alamiah sebesar 20% dapat dihindari.
Peluang industri migas nasional masih besar karena dari total sebanyak 128 cekungan sedimen yang ada di Indonesia, baru 54 cekungan yang telah dieksplorasi dan yang berproduksi sebanyak 19 cekungan.
Dengan demikian masih ada 74 cekungan yang menunggu untuk dieksplorasi serta 35 cekungan yang telah dieksplorasi diharapkan dapat ditemukan cadangan migas melalui eksplorasi dan investasi yang terus menerus di cekungan tersebut.