Puluhan Massa Terlibat Saling Lempar Kursi di Arena Kongres PAN di Kendari Sulawesi Tenggara (monitor.id)
EDITOR.ID, Kendari,- Pemandangan tidak terpuji terjadi di arena Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) ke-V di Kendari, Sulawesi Tenggara. Memanasnya kontestasi perebutan kursi Ketua Umum partai membuat adanya sejumlah oknum memasukkan orang luar untuk mengacaukan acara.
Akibatnya, suasana memanas. Terlihat peserta Kongres emosi dan adu mulut. Ruangan Hotel Claro pun jadi ajang “peperangan” dan kericuhan puluhan pengurus PAN. Mereka terlibat aksi saling lempar kursi. Beberapa peserta kemudian dievakuasi. Tampak satu di antaranya mengalami pendarahan di kepala.
Kericuhan berawal ketika panitia masuk pada agenda pembacaan tata tertib Kongres. Kemudian sejumlah peserta meminta agar dilakukan sterilisasi peserta sidang yang berlangsung tertutup itu.
Usulan itu justru menuai pro kontra. Sebagian menginginkan sidang tetap dilanjutkan. Sementara kelompok lain, meminta agar kader bukan peserta sidang keluar dari ruang sidang.
“Itu kan ada peserta, peninjau, ada tamu undangan. Nah mereka tidak mau kalau misalnya ada orang-orang di luar itu dimasukkan. Sehingga suasananya mereka inginkan tertib,” ujar Sekretaris Steering Committee (SC) Kongres V PAN, Saleh Partaonan Daulay.
Situasi begitu tegang. Peserta yang hadir di arena Kongres terbelah menjadi dua kelompok. Pendukung Zulkifli Hasan dan Mulfachri Harahap. Kedua politisi ini sedang bersaing ketat memperebutkan calon ketua umum PAN. Polisi lantas berdiri di antara peserta demi meredakan situasi.
Wajah mereka tampak marah. Upaya pengamanan pun diperketat. Para personel kepolisian tidak hanya berjaga di dalam ruang sidang, tapi juga di halaman hotel.
Sekitar 40 menit kemudian, kekacauan Kongres PAN tak dapat dihindari. Sidang pleno sempat dihentikan sementara. Setelah dihentikan beberapa saat, sidang kembali dibuka.
Tensi antara dua kubu ternyata tak kunjung mereda. Eskalasi kericuhan malah meningkat. Bukan lagi adu mulut. Keributan kembali terjadi massa terlihat saling baku hantam. Bak tawuran antar pelajar, mereka saling lempar kursi yang diduduki. Keributan sulit untuk dihindari.
Petugas kepolisian tidak dapat menahan diri dan menerjunkan tim menangani insiden yang seolah seperti tawuran. Polisi sampai turun tangan, masuk ke dalam ruang sidang.
Para elit PAN mencoba menenangkan situasi. Berteriak meminta para kader tidak bertindak lebih anarkis. Tidak diketahui pasti kubu siapa penyebab ricuh Kongres V PAN.
Ketua Steering Committee Eddy Soeparno mencoba menenangkan peserta yang berada di ruangan Phinisi Ballroom, Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara. Upaya tersebut gagal. Nada suara para kader malah semakin meninggi. Sampai sulit membendung emosi.
Pintu kaca hotel pun pecah. Massa berhamburan. Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Merdisyam berteriak memberikan instruksi keras.