Presiden Jokowi Reshuffle Kabinetnya, Surya Paloh Kunjungan ke DPP Golkar
Surya Paloh datang dengan didampingi jajaran elite NasDem di antaranya Sugeng Suparwoto, Jhonny G Plate, Ahmad Sahroni, Lestari Moerdijat, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Ketua Koordinasi Bidang Pemenangan Pemilu Partai NasDem Prananda Surya Paloh, dan sederet pejabat lainnya.
Setibanya di kantor DPP partai berlambang pohon beringin, SP irit bicara, SP menjawab kepada wartawan, baginya, “Segala sesuatunya akan kita bicarakan, saya pikir hal yang baik,” ujarnya.
Sebelumnya, SP diketahui menemui Presiden Jokowi di Istana, pembicaraan berdua empat mata selama satu setengah jam.
Disebut-sebut sebagai ajang ‘kangen-kangenan’ antara kakak dan adik yang sudah lama tak bertemu.
Menurutnya sepengetahuan Ketua Komisi VII DPR, “Beliau-beliau ini kalau bertemu pasti berbicara tentang bangsa, berbagai tantangannya, dan secara implisit. Karena dan saya kan tidak mau mengorek-ngorek lebih jauh ya, ya seperti biasanya lah kita ketemu,” ujar Sugeng Suparwoto.
“Jadi sekali lagi yang ditekankan, karena kebetulan saya ketemu beliaunya, ya kita membangun kebersamaan bagaimana menghadapi tantangan-tantangan yang tidak mudah ke depannya disadari oleh semua pihak,” sambung Ketua Komisi VII DPR itu.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menyampaikan, kunjungan Surya Paloh ke partai Golkar untuk membuat suana politik yang akhir-akhir ini sudah mulai kian memanas.
Sebelum SP mengunjungi DPP Golkar, jajaran dari para elite NasDem berkunjung ke kantor Sekretariat Bersama (Sekber) partai Gerindra-PKB.
“Saya melihat pertemuan itu, atau kunjungan pak Surya ke Golkar dan kunjungan saya ke Gerindra itu bagus untuk bangsa,” kata Ahmad Ali.
“Tapi paling tidak untuk kepentingan publik, itu akan sangat bagus. Jadi membuat suasana adem,” sambung Ahmad Ali.
“Meskipun NasDem ingin mendeklarasikan Koalisi Perubahan dengan partai Demokrat dan PKS, komunikasi dengan partai politik lain akan tetap dibangun,” tambah Ahmad Ali.
“Terlebih lagi partai Golkar sendiri telah menggagas Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan PPP,” ungkap Ahmad Ali.
“Perbedaan pikiran pandangan itu kemudian tidak membuat semacam komunikasi yang terbelah. Tetapi tetap membangun komunikasi dalam perbedaan,” lanjut Ahmad Ali.
“Bukan saling mengajak orang untuk bergabung (masing-masing koalisi), tapi paling tidak menjelaskan posisi masing-masing, sehingga kemudian kita bisa memahami perbedaan masing-masing,” imbuh Ahmad Ali. ***