Jakarta, EDITOR.ID,- Institusi Polri kembali mendapat ujian kejujuran. Anggotanya menembak seorang siswa hingga tewas di Kota Semarang, Jawa Tengah. Kasus ini menuai kecaman publik. Awalnya Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mencari pembenaran dengan mengatakan siswa tersebut ditembak dalam momen pengamanan tawuran pelajar.
Namun fakta terungkap sebaliknya. Kabid Propam Polda Jateng Kombes Aris Supriyono mengungkap motif Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Robig Zaenudin tega menembak siswa SMKN 4 Semarang, Gamma Rizkynata Oktafandi (GRO) bukan karena hendak membubarkan tawuran antar remaja.
Namun, Aipda RZ merasa kendaraannya diserempet motornya. Gamma adalah siswa jurusan Teknik Mesin SMK Negeri 4 Semarang, yang tewas merenggang nyawa saat ditembak Aipda RZ.
Fakta penembakan Aipda Robig terhadap Gamma yang diungkap Kabid Propam Polda Jateng Kombes Aris Supriyono ini bertolak belakang dari pernyataan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar.
Motif Penembakan Bukan Melerai Tawuran Tapi Hanya Karena Motor Sang Polisi Dipepet
Kabid Propam Polda Jateng Kombes Aris Supriyono menegaskan motif Aipda Robig melepas tembakan ternyata bukan karena ingin melerai tawuran, melainkan karena motornya sempat dipepet oleh siswa SMKN 4 Semarang itu saat mengendarai motor.
Pernyataan itu diungkapkan Kombes Aris Supriyono kepada Komisi III DPR RI dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/11/2024).
Rapat dengar pendapat antara jajaran Polda Jawa Tengah (Jateng) dan Komisi III DPR ini digelar untuk membuka motif penembakan oleh Aipda Robig Zulkarnaen yang berujung tewasnya Gamma. DPR ingin Polda Jateng membuka fakta sebenar-benarnya dan secara terang benderang.
“Penembakan yang dilakukan terduga pelaku (Aipda Robig, red) bukan terkait dengan pembubaran tawuran,” kata Kombes Aris.
Kombes Arif menyatakan Aipda Robig melakukan penembakan sebanyak empat kali. Peristiwa penembakan itu terjadi pada Minggu 24 November 2024 sekitar pukul 00.19 WIB.
Lokasi kejadian di depan minimarket Jalan Candi Penataran Raya, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
“Perbuatan terduga pelaku (Aipda Robig, red) terekam oleh bukti elektronik, kemudian mengakibatkan satu orang meninggal dunia,” katanya.
Menurut dia, Aipda Robig melakukan penembakan karena dia melihat ada satu pengendara motor yang dikejar oleh pengendara motor lainnya, yang diduga merupakan kelompok hendak tawuran.
Selain itu, kata dia, motor Aipda Robig Z pun dipepet oleh salah satu pengendara motor itu. “Terduga pelanggar (Aipda RZ) menunggu tiga orang ini putar balik, kurang lebih seperti itu dan terjadilah penembakan,” kata Aris.
Kronologi Kejadian Penembakan Terhadap Siswa
Kabid Propam Kombes Aris membeberkan kronologi berdasarkan aktivitas Aipda Robig. Kejadian berawal saat Aipda Robid pulang dari kantornya di malam hari menuju rumahnya dari arah Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.