Pencetus Hari Santri Sarankan Khofifah Tak Usah Nyapres

gus thoriq pencetus hari santri khofifah gubernur cukup satu periode dan tidak usah maju calon pilpres 2024

EDITOR.ID ?Malang, Terkait fenomena Khofifah Indar Parawansa akan maju sebagai calon pada pilpres 2024 dan atau mencalonkan kembali sebagai Gubernur Jawa Timur, seorang Kiai yang juga merupakan pencetus Hari santri Nasional, KH Thoriq bin Zaid bin Darwis menyatakan tidak akan mendukungnya, bahkan akan mengambil posisi berseberangan.

Pengasuh Ponpes Babussalam, Kabupaten Malang yang akrab disapa Gus Thoriq tersebut malah berharap Khofifah tak terpilih sebagai gubernur Jatim untuk dua periode.

?Saya tidak mendukung Khofifah maju Pilpres maupun Pilgub Jatim 2024, cukup satu periode saja Jatim. Dan kalau bisa tidak nyapres atau Cawapres lah, karena beliau tidak akan dipilih. Sebaiknya beliau itu menjadi guru Muslimat NU saja,? tegas Gus Thoriq

Hal ini menurut Gus Thoriq bahwa dengan terpilih menjadi Gubernur sebenarnya kualitas Khofifah sedang diuji. Tapi memasuki tahun ketiga kepemimpinannya, Jatim dinilainya tidak semakin baik. Tidak cepat dalam merespons kebutuhan masyarakat, serta yang terbaru malah melakukan pembohongan publik terkait klarifikasi pesta ultahnya di Grahadi.

?Bukti video itu kan kuat. Rakyat Jatim melihat itu terjadi dan ada, kenapa harus ngeles (mengelak), kenapa tidak diakui saja dan mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik. Begitu kan lebih baik, daripada menghindar dan membikin-bikin alasan yang itu semakin menyudutkan beliau ke posisi yang tidak baik,? katanya.

Karena itu, dia menyarankan Khofifah perlu bertobat dari pembohongan publik terkait pesta perayaan ulang tahunnya karena itu malah bertolak belakang dengan ajaran agamanya.

?Jadi perlu tobat dan tidak memunculkan banyak alasan untuk menghindar dari kesalahan dan secepatnya evaluasi. Kalau ibu sudah melakukan pembohongan publik terhadap rakyat Jatim, saya kira cita-cita beliau untuk ke R2 atau R1 sangat jauh,? ucapnya.

?Kalau Khofifah tetap maju di 2024?, Saya pasti ada di posisi lawan beliau, siapa pun lawannya. Saya menarik garis demarkasi secara tegas, karena yang diharapkan rakyat Jatim ternyata jauh dari kenyataan, bahkan beliau sampai melakukan pembohongan publik seperti itu, ini kan luar biasa,? katanya.

Siapa Gus Thoriq, Kok Berani Kritik dan Lawan Pencalonan Khofifah?

Gus Thoriq adalah pengasuh Ponpes Babussalam, Banjarejo, Pagelaran, Kabupaten Malang adalah pencetus Hari Santri Nasional (HSN) yang kini diperingati setiap 22 Oktober.

Kala itu, gagasan HSN disampaikannya kepada Joko Widodo (Jokowi) pada 27 Juni 2014 saat melakukan kunjungan ke Babussalam untuk menghadiri acara haul pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyaikh KH Hasyim As?ayri dan Presiden ke-1 RI, Soekarno.

?Saat itu saya kontrak politik dengan beliau (Jokowi). Saya bilang, saya siap mendukungnya, asal ketika jadi nanti dia menetapkan Hari Santri Nasional,? ujar Gus Thoriq.

?Beliau mengiyakan dan bertanda tangan hitam di atas putih, sekaligus bersumpah di depan khalayak,? tandasnya.

Sebelumnya, sejak 2009, Gus Thoriq sudah menggaungkan HSN melalui pertemuan 106 pengasuh Ponpes di Malang, dilanjutkan dalam diskusi di Universitas Jember (Unej) pada 2012.

Pada saat yang sama,sebagaimana dilansir Barometer Jatim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merekomendasikan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikannya. Akan tetapi sampai lengser SBY tidak melaksanakan rekomendasi para ulama dan santri tersebut.

Gus Thoriq mengajukan 1 Muharam sebagai Hari Santri. Selanjutnya, usulan itu sampai ke tangan Jokowi sebelum pemungutan suara Pilpres 2014.

Setelah terpilih menjadi presiden, Jokowi menepati janji dan meresmikan 22 Oktober sebagai HSN di Masjid Istiqlal Jakarta, 22 Oktober 2015. Tanggal tersebut dipilih sesuai seruan jihad dari KH Hasyim Asy?ari.

?Saya berterima kasih kepada Pak Jokowi serta PBNU, yang telah mengawal gagasan ini,? kata Gus Thoriq.

Sedangkan Gus Thoriq sendiri tetap memperingati HSN pada 1 Muharam karena menurutnya tanggal itu yang paling tepat.

?Enggak apa-apa beda, saya tetap 1 Muharam,? katanya saat peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1439 H serta Haul KH Muhammad Sa?id (Pendiri Ponpes Putra Babussalam), Hari Santri Nasional, Haul Habaib dan Masyayikh Pesantren se-Indonesia beberapa waktu lalu.

Saat Pilgub Jatim 2018, Gus Thoriq menjadi salah seorang kiai yang turut mendukung Khofifah. Soal mengapa tidak mendukung Saifullah Yusuf (Gus Ipul), karena Khofifah yang saat itu menjabat Menteri Sosial lebih dulu datang ke Babussalam diiringi penanaman pohon zaitun.

?Secara estetika politik, tetap yang duluan datang yang saya dukung. Saya akan mendukung Bu Khofifah di 2018,? katanya.

Saat itu bagi Gus Thoriq, Khofifah memiliki harapan besar untuk menyejahterakan masyarakat sekaligus menciptakan kedamaian di Jatim.

?Makanya (penanaman pohon) ziatun (yang dilakukan Khofifah) tadi simbol perdamaian untuk Jatim,? katanya.

?Kami ada harapan besar untuk Bu Khofifah. Mudah-mudahan beliau bisa mengamankan Jatim dengan sangat damai. Saya percaya, dengan sentuhan beliau Jatim betul-betul bisa maju.?

Kala itu, Gus Thoriq juga yakin Khofifah akan memenangkan Pilgub Jatim 2018 karena situasinya berbeda. Dorongan dan dukungan masyarakat jauh lebih besar, termasuk di kalangan Nahdliyin.

Setelah Khofifah resmi maju berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak, Gus Thoriq juga tak henti memberikan dukungan. Termasuk pada 30 April 2018, membawa alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang tergabung dalam Kiper Nasionalis Jatim (KNJ) deklarasi dukungan untuk Khofifah.

Namun kini Gus Thoriq berubah arah karena sejumlah alasan dan berbalik menjadi orang pertama yang melontarkan pernyataan keras, Khofifah cukup satu periode memimpin Jatim dan tidak maju sebagai calon pada Pilpres 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: