Survei: PSI Raih 4,2 Persen Masuk Zona Aman Angka ini Harus Diwujudkan
EDITOR.ID, Jakarta,- Menjadi pilihan dan idola di kalangan anak muda mendorong Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kian melejit baik popularitas maupun elektabilitasnya. Seorang pengamat mengungkapkan gaya komunikasi politik PSI sangat bisa diterima anak-anak muda. Yakni gaya perlawanan status quo dan punya pandangan berbeda dengan parpol lainnya.
“PSI mulai digandrungi oleh anak-anak muda, mereka sudah mulai membicarakan partai ini apalagi gaya Ketua Umumnya Grace Natalie yang cukup unik dalam penyampaian materi iklanya, karakter gimmicknya anak muda banget,” ujar pengamat politik Asri Hadi di Jakarta, Kamis (7/8/2019)
Analisa bahwa PSI kian melejit oleh suara kalangan anak muda terbukti. Survei terkini yang dirilis Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan
PSI berhasil melampaui elektabilitas partai-partai lama seperti PKS, PAN, PPP dan Hanura, serta sesama pendatang baru Perindo.
Total ada tujuh partai yang sudah melewati parliamentary treshold empat persen. PSI adalah partai terakhir di tujuh besar itu.
Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta menyebutkan bahwa naiknya elektabilitas PSI didukung oleh sosialisasi yang cukup efektif dilakukan selama musim kampanye. Sebagai parpol baru dengan segmen sasaran generasi milenial, PSI paling banyak menggunakan media sosial sebagai sarana sosialisasi, disusul Gerindra.
Sedangkan dari hasil survey untuk parpol dengan elektabilitas tertinggi masih dikuasai PDIP dan Gerindra. Kedua parpol tersebut masih mengungguli semua partai politik (parpol).
Meskipun turun dari survei Januari, PDIP tetap meraih elektabilitas tertinggi sebesar 23,0 persen. Sedangkan Gerindra naik tipis menjadi 16,1 persen.
“Elektabilitas parpol lain cenderung stabil, hanya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengalami kenaikan signifikan, mencapai 4,2 persen,†ungkap Tri Okta dalam press release di Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Penggunaan media massa tradisional lebih banyak dilakukan oleh parpol yang dipimpin oleh pengusaha media, seperti Nasdem (38,9 persen) dan Perindo (37,0 persen).
“Parpol besar lain turut efektif menggunakan media massa berkat pemberitaan yang cukup masif, khususnya terkait dengan Pilpres,†jelas Okta.
Selain itu, pemasangan alat peraga kampanye (APK) tidak terhindarkan menjadi cara paling efektif dilakukan oleh parpol lama.
“Demokrat tercatat paling banyak menggunakan APK sebagai medium sosialisasi,†papar Okta. Hal serupa dilakukan oleh hampir semua parpol besar dan menengah. Pemasangan APK juga rata-rata dikombinasikan dengan sosialisasi oleh kader parpol atau relawan dan pertemuan tatap muka yang melibatkan para caleg.