Bandung, EDITOR.ID, Sikap Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang hingga kini belum juga mendaftarkan bakal Calon Presiden (Capres)nya ke KPU menggelitik organisasi Sunda Intellectual Agency (SIA) melemparkan wacana dengan mendesak Partai Golkar dan Partai Demokrat sebaiknya tinggalkan Capres Prabowo Subianto, keluar dari koalisi dan membentuk Koalisi atau Poros sendiri untuk mengusung Ketum Golkar dan Ketum Demokrat menjadi bakal Capres dan bakal Cawapres.
Karena secara persyaratan elektoral treshold, kedua parpol itu jika berkoalisi bisa mengusung Capres dan Cawapres sendiri.
Menjelang pengumuman Calon Wakil Presiden dari Koalisi Indonesia Maju, dengan Capres Prabowo Subianto, beredar bahwa kabar bahwa partai Golkar akan memutuskan soal Pilpres 2024 di Rapimnas Golkar 21 Oktober 2023 Sabtu besok.
Raditya Indrajaya selaku koordinator Sunda Intellectual Agency (SIA), menjelaskan bahwa situasi saat ini jadi peluang Golkar untuk menentukan sikap di Pilpres 2024. Sebagai partai kedua dengan perolehan kursi terbanyak kedua di DPR hasil Pemilu 2019, mampu mengusung pasangan capres cawapres sendiri jika mendapat tambahan kursi lain.
Tambahan kursi tersebut, kata dia, dengan berkoalisi dengan Demokrat yang meraih 54 kursi.
“Saya hanya membayangkan apabila partai Golkar sebagai partai kedua pemilu 2019 kemarin dengan raihan 85 kursi di DPR RI, dan Demokrat dengan 54 kursi,” jelas Raditya Indrajaya, Jumat (20/10/2023).
“Ini sudah cukup melampaui batas atas ambang untuk pencapresan yakni 115 kursi. Golkar sedang rapimnas, banyak kader Golkar yang memang ingin mengambil kesempatan itu, dimana kita bisa mencalonkan presiden dan wapres 2024,” imbuhnya.
Pernyataan Raditya memang bertolak belakang dengan fakta bahwa saat ini, Golkar semakin kokoh di koalisi Indonesia Maju mengusung Prabowo. Bahkan, semakin mendekati kenyataan bahwa mereka akan memasangkan Gibran.
Tapi entah kenapa Raditya berpikir anti mainstream untuk keluar dari pakem koalisi yang ada saat ini. Raditya justru mengusulkan Golkar dan Demokrat mengawinkan Ridwan Kamil dan AHY sebagai pasangan capres Cawapres.
Diakui Raditya, menilai kans koalisi Golkar-Demokrat bisa menang di Pilpres 2024 sangat besar.
“Saya melihat jika ini dilakukan Golkar dan Demokrat, kans untuk menang cukup besar. 58 persen kaum milenial itu potensi. Jika RK dan AHY disandingkan, maka akan ada kekuatan besar, RK mantan gubernur Jabar dan AHY dengan nama besar SBY nya bisa mendulang efek electoral, ” jelasnya
Diakui Raditya, bahwa Golkar dan Demokrat punya peluang sangat besar, apabila capres cawapres nya mempresentasikan kaum muda.