Sebelumnya, pesawat MAX sempat dilarang terbang di seluruh dunia selama 20 bulan setelah kecelakaan di Ethiopia dan Indonesia terkait dengan perangkat lunak kokpit yang dirancang dengan buruk.
Penjelasan Regulator penerbangan AS (FAA)
Sementara pihak Regulator penerbangan AS (FAA) pada hari Sabtu (6/1) menghentikan sementara operasional sejumlah pesawat Boeing 737 MAX 9 untuk pemeriksaan keselamatan menyusul terjadinya ledakan panel kabin yang memaksa Alaska Airlines yang membawa penumpang melakukan pendaratan darurat.
FAA mengatakan arahan inspeksinya mencakup 171 pesawat MAX 9 tetapi tidak menyebutkan berapa banyak pesawat yang memerlukan inspeksi baru atau apa persyaratan inspeksi yang tepat.
MAX 9 sendri mewakili sekitar 220 dari total 1.400 pesawat jet MAX yang telah dikirimkan kepada pembeli sejauh ini dan sebagian besar dari pesawat tersebut memiliki spesifikasi serupa dengan pesawat milik Alaska Airlines
Pesawat Boeing 737 MAX 9 tersebut diketahui baru beroperasi selama delapan minggu.
Keputusan FAA ini jauh lebih ringan dari keputusan pelarangan terbang Boeing MAX secara global hampir lima tahun lalu menyusul dua kecelakaan di Ethiopia dan Indonesia yang menewaskan hampir 350 orang.
Namun menurutnya, hal tersebut merupakan pukulan lain bagi Boeing ketika mereka mencoba untuk pulih dari krisis keselamatan dan pandemi yang disebabkan oleh utang yang besar.
Setelah insiden tersebut pihak FAA mengklaim telah melakukan inspeksi pada hari Sabtu (6/1), setelah dilakukan penyelidikan ditemukan adanya kegagalan struktural yang berakibat terjadi ledakan, didapati lubang persegi panjang di area badan pesawat.
“FAA mewajibkan inspeksi segera terhadap pesawat Boeing 737 MAX 9 tertentu sebelum mereka dapat kembali terbang,” kata ketua FAA Mike Whitaker mengutip laporan Reuters.
Pengakuan penumpang yang menjadi saksi
Emma Vu, seorang penumpang penerbangan Alaska, mengatakan kepada CNN International bahwa dia terbangun saat pesawat “baru saja jatuh, dan saya tahu itu bukan hanya turbulensi biasa karena masker terjatuh dan saat itulah kepanikan mulai terjadi.”***